Mana yang Berisiko Bikin Penyakit Kanker, Rokok Biasa atau Elektrik?
- U-Report
VIVA – Merokok adalah aktivitas yang sudah lama dikenal masyarakat. Mengikuti perkembangan zaman, rokok tidak hanya berupa tembakau dan zat lain yang dililit dengan kertas, tetapi dibuat lebih moderen. Rokok alternatif itu, tidak mengurangi sensasi menghisap dan mengeluarkan asap dari mulut maupun hidung.
Adapun jenis rokok alternatif tersebut berupa rokok elektrik yang diuapkan dengan cairan atau dikenal dengan vape serta tanpa cairan atau dikenal dengan i-cost. Rokok canggih itu disebut-sebut mampu secara efektif menurunkan kecanduan pada para perokok.
Tak hanya itu, peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amalia mengatakan, beberapa penelitian juga menemukan bahwa rokok alternatif bisa menurunkan risiko kanker mulut yang rentan mengintai perokok.
"Sel menyimpang itu cenderung menjadi kanker. Pada sel perokok tembakau angkanya lebih banyak, dibandingkan sel-sel menyimpang pada bukan perokok dan perokok elektrik," ujarnya dalam temu media, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Senin 30 September 2019.
Baca juga: Sering berhubungan intim bikin vagina jadi longgar, benarkah?
Selain itu, kata dia, kandungan tar yang ada di dalam rokok tembakau konvensional juga menjadi pencetus kanker di tubuh. Kandungan tar tersebut, lanjut Amalia, timbul karena adanya proses pembakaran yang mencapai 700 derajat celsius pada rokok tembakau konvensional.
Hal berbeda terjadi pada rokok elektrik. Pemanasan yang dilakukan pada rokok elektrik, hanya mencapai angka suhu 300 derajat celsius, yang kemudian membuat kandungan tar pada rokok moderen itu menjadi tidak ada. Rokok elektrik dan tembakau sama-sama menghantarkan nikotin. Bedanya, rokok elektrik diuapkan dan tidak hasilkan tar. Itu yang sebabkan zat karsinogen penyebab kanker.
"Ada 400 zat pemicu kanker yang dikeluarkan dari rokok tembakau konvensional. Pada rokok alternatif hanya jadi 4 bahan dan saat diuapkan, hanya hasilkan 7-10 zat baru dan tidak ada pemicu kanker," tuturnya.