Trik Tepat Jaga Stamina Saat Olahraga Lari
- Pixabay
VIVA – Olahraga lari saat ini sedang menjadi tren yang digemari banyak orang. Meski sedang tinggi peminat, olahraga lari tetap memerlukan aturan yang tepat untuk bisa menjaga stamina tetap fit.
"Semua bisa lari tapi untuk event seperti ini, medannya akan sangat sulit, cuaca akan ekstrem, pengalaman dan kesiapan sangat penting. Latihannya saja pasti perlu waktu lama. Fisik dan psikis harus siap," ujar Indonesia Sport Medicine Centre, dr. Maria Dwi Sunardi, dalam acara Jelajah Timur Run for Equality di kawasan Thamrin, Jakarta, Senin 30 September 2019.
Menurut dokter Dwi, tubuh perlu dilatih untuk mencapai jarak yang ditentukan, minimal 80 persen tercapai dari target rute. Target itu harus dicapai dalam total per minggu, minimal 2 minggu sebelum acara lari berlangsung.
Selain itu, kekuatan otot juga perlu dilatih minimal 3 bulan sebelum acara lari yang akan dilakukan. Salah satu cara paling efektif yakni dengan latihan beban tubuh.
"Latihan beban tubuh seperti squat atau beban bisa dilakukan dengan alat untuk leg press atau leg extention, sambil lompat-lompat juga itu udah bisa melatih kekuatan ototnya. Dan paling penting harus melatih seluruh tubuh dari mulai upper body, core dan lower body, jangan salah satunya aja," jelasnya.
Begitu pula yang dilakukan oleh Pelari Jelajah Timur dan Fundraiser, Carla Felany yang menjalani latihan lari dengan baik untuk menjaga konsistensi berlari. Carla menuturkan, selain berlatih, peran asupan bernutrisi juga dibutuhkan.
"Nutrisi penting, dari dulu diet kuncinya low carbo high protein. Selain itu, perbanyak minum air dan buah untuk tabungan badan sendiri termasuk elektrolit untuk cegah kram dan terakhir istirahat cukup setiap harinya," ujar Carla di kesempatan yang sama.
Adapun Jelajah Timur Run for Equality yang akan berlangsung pada 19 Oktober 2019 mendatang diikuti sekitar 50 pelari dan publik yang akan berlari sejauh 57 km melintasi beberapa wilayah Nusa Tenggara Timur. Para pelari akan menyusuri perbukitan, pantai, dan area pemukiman warga lokal dengan pemandangan eksotis ala kawasan Timur Indonesia. Ditargetkan sekitar Rp300 juta dana terkumpul yang akan dipergunakan untuk memberikan akses air bersih di dua desa yang mencakup sekitar 10 dusun di Nusa Tenggara Timur.