Jangan Percaya Obat Jerawat, Ilmuwan Aja Masih Bingung
- Freepik/Tongpatong
VIVA – Jerawat merupakan kondisi kulit yang paling umum di Amerika Serikat. Menurut American Academy of Dermatology, jerawat memengaruhi sekitar 50 juta wajah setiap tahun. Topik tentang jerawat juga menjadi salah satu yang paling rumit, karena penyebab dan perawatannya berbeda-beda tiap orang.
Dilansir dari Gizmodo, dokter menganggap jerawat sebagai kondisi kulit kronis, seperti psoriasis, dengan ruam bersisik yang khas, atau rosacea, yang menyebabkan kemerahan dan benjolan di wajah.
Tetapi dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal Trends in Immunology, tim ilmuwan Hungaria berpendapat bahwa jerawat merupakan keadaan peradangan sementara yang alami, yang tampaknya penting bagi perkembangan remaja.
Penelitian ini menggunakan hewan, percobaan pada sampel kulit manusia, dan data genetik. Para peneliti menyimpulkan bahwa jerawat bermuara pada perubahan terkait usia dalam microbiome kulit.
Saat masa kanak-kanak mereka belum berjerawat, tetapi semuanya berubah ketika memasuki usia pubertas. Secara khusus, kelenjar sebaceous atau kantung mikroskopis yang melekat pada folikel rambut, memompa minyak untuk menjaga kulit tetap terlumasi.
Kelenjar ini sangat agresif pada masa pubertas, ketika sistem kita dibanjiri dengan hormon androgen, yang merangsang produksi sebum di antara fungsi transformatif lainnya.
"Ini sebenarnya adalah proposisi yang sangat menarik tentang mengapa kita mendapatkan jerawat. Salah satu hal yang semakin kami sadari adalah pentingnya keseimbangan antara manusia dan microbiome," ujar Suzan Obagi, dokter kulit dan ahli bedah kosmetik di University of Pittsburgh Medical Center.
Remaja dengan kondisi wajah berjerawat ini tidak berlangsung selamanya. Produksi sebum secara alami berkurang ketika pubertas berkurang. Para peneliti berpikir ini adalah jawaban mengapa 85 persen remaja berjerawat, tetapi sebanyak 50 persen dari kasus tersebut sembuh dengan sendirinya.
Namun, Adam Friedman, seorang dokter kulit di Fakultas Kedokteran Universitas George Washington, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, malah memberikan pernyataan sebaliknya. Menurutnya, pasien nomor satu yang dia hadapi terkait jerawat adalah orang dewasa bukan remaja.
Ada beberapa orang yang bisa mengatasi jerawat dalam semalam, tapi banyak juga pasien yang membutuhkan perawatan kulit atau resep untuk mengatasi jerawat di usia 20-an dan 30-an. Dalam beberapa kasus, bahkan pada usia 40-an dan 50-an.
Meskipun perawatan untuk mengatasi jerawat sudah lebih canggih saat ini, namun penyebab dari masalah kulit ini masih membingungkan para ilmuwan. Dan yang sangat disesalkan, penderita jerawat ada di mana-mana.