Jangan Salah, Vape Punya Kandungan yang Sama Bahaya dengan Rokok Biasa
- pixabay/LindsayFox
VIVA – Ada anggapan yang keliru di masyarakat bahwa vape atau rokok elektronik lebih aman dibanding rokok tembakau atau konvensional. Vape juga disebut-disebut mampu mengurangi kecanduan terhadap rokok.
Padahal, uap yang ditimbulkan dari hasil pembakaran pada vape justru berbahaya bagi sejumlah orang dengan keluhan tertentu. Bahkan, belum lama ini ada kasus pria Amerika meninggal yang diduga karena vape.
"Produsen rokok mempromosikan dengan mengatakan vape jauh lebih aman. Memang betul dari segi kandungannya, seperti tar dan lain-lain sudah tidak ada lagi. Tapi, mereka menambahkan zat-zat lain yang tidak kalah berbahaya," ujar dr. Darmawan Budi Setyanto, Sp.A(K), dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di Jakarta, Senin 2 September 2019.
Lebih lanjut Darmawan menjelaskan bahwa vape merupakan senjata dari industri rokok untuk mencengkeram para penggunanya. Karena, yang memproduksi vape adalah perusahaan rokok juga.
Baca juga: Rambut Rontok Tak Cuma Soal Penampilan, Bisa Jadi Gejala Penyakit
"Yang jadi masalah dalam vape adalah unsur nikotinnya, yang menjadi sumber adiksi. Vape ini unsur utamanya adalah nikotin," tambah Darmawan.
Umumnya, vape yang dijual bebas diberi perasa dan aroma yang menggoda. Sebenarnya, ini yang berbahaya, terlebih untuk anak-anak, karena anak akan sangat menyukainya.
"Jadi, lagi-lagi yang dijerat adalah anak-anak," tegasnya.
Selain itu, vape lebih mudah ditunggangi oleh narkoba. Orang-orang mengakali dengan memasukkan narkoba ke dalam vape. Hal ini juga turut dibenarkan oleh Sitti Hikmawatty, Komisioner Bidang Kesehatan KPAI, yang menyatakan bahwa ganja kerap dimasukkan ke dalam vape.
"Membiarkan vape sama dengan memfasilitasi peningkatan jumlah narkoba. Larang vape di semua negara. Vape adalah musang berbulu ayam yang lain, serigala berbulu domba yang lain," kata Darmawan.