Bahaya Asap Rokok bagi Anak, Pengaruhi Semua Organ Tubuh

Ilustrasi bahaya merokok.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA â€“Rokok berbahaya baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif. Salah satu golongan yang termasuk ke dalam perokok pasif adalah anak-anak. Karena anak, seringkali terkena dampak dari orangtuanya yang merokok.

Meskipun orangtua mengaku tidak merokok di dekat anak, misalnya orangtua merokok di kamar, toilet, halaman rumah, garasi, bahkan di kantor sekali pun, asap yang menempel di baju akan membawa dampak buruk bagi anak.

"Saat anak mengalami masalah pernapasan, baik itu batuk, infeksi saluran pernapasan, dan lain-lain, lalu orangtua membawanya ke dokter. Biasanya dokter akan menanyakan, orangtuanya merokok atau tidak," ujar dr. Darmawan Budi Setyanto, Sp.A(K), dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), di Jakarta, Senin 2 September 2019.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, walaupun orangtua tidak merokok di hadapan anak, orang yang tinggal bersama akan ikut terdampak. Bahkan, saat orang orangtua merokok di kantor, asap akan menempel di baju. Sampai rumah orangtua langsung menggendong bayi atau anak, bayi menghirup asap tersebut dan akan terdampak juga. Ini yang dinamakan third hand smoke atau asap pihak ketiga.

"Bahayanya rokok, semua akan terdampak secara medis. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, dan anak-anak yang menginjak remaja. Rokok dapat memengaruhi kognitif, tingkah laku, pokoknya semua dari ujung kepala hingga ujung kaki bahaya rokok ada pustakanya," tambah dr. Darmawan.

Berhubungan dengan kemampuan kognitif, anak yang semula pintar jadi tidak pintar. Tingkah lakunya juga jadi susah diatur. Semua sistem organ, dari otak, saluran napas, jantung dalam jangka panjang, dan penyakit-penyakit metabolik, merupakan dampak buruk yang ditimbulkan rokok untuk anak.

Dampak dalam jangka pendek adalah keluhan respiratorik, keluhan napas, gampang batuk, gampang kena infeksi saluran napas sampai ke paru-paru. Anak juga akan rentan terkena penyakit lain, baik secara langsung atau memfasilitasi timbulnya penyakit lain.

"Karena asap rokok itu merusak dinding saluran napas sehingga efek saluran napas jadi terganggu. Ketika ada kuman dan bakteri yang masuk, yang harusnya dapat ditahan dengan mekanisme pertahanan saluran napas, karena dirusak oleh asap rokok, menjadi lebih mudah terkena penyakit," kata dr. Darmawan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jumlah perokok, di antaranya dengan mengadvokasi masyarakat dan membuat acara talkshow, baik langsung atau di media sosial, untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya rokok. (zho)