Kebiri Kimia untuk Predator Seks Anak, Efektifkah Kurangi Agresivitas?

Ilustrasi/Hukuman kebiri.
Sumber :
  • VIVA.co.id/hellosehat.com

VIVA – Kontroversi eksekusi kebiri kimia terhadap pelaku predator seks anak kembali ramai diperbincangkan. Hal ini menyusul eksekusi yang akan dilakukan terhadap pemuda berusia 20 tahun yang telah mencabuli 9 korbannya.

Salah satu alasan kebiri kimiawi ini dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap pelaku. Kebiri kimia dipercaya bisa mengurangi agresivitas atau hasrat dari para predator anak tersebut. Tapi, benarkah hal itu efektif?

"Kebiri itu kan kita harap dia agar tidak terlalu agresif dengan menurunkan kadar testoteron nya, dengan cara itu kita harapkan dia tidak mengganggu juga," ungkap  Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U yang juga merupakan ahli Urologi, saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Senin, 26 Agustus 2019.

Baca Juga: Heboh Dua Lipa dan Anwar Hadid Kepergok Ciuman Mesra

Namun, Akmal menjelaskan bahwa efek kebiri kimiawi sendiri tidak seumur hidup. Artinya hasrat seksual dari pelaku predator seks anak masih mungkin kembali seperti semula.

"Memang itu enggak bisa hilang semuanya, yang dianjurkan dengan kimiawi, bukan testisnya dibuang agar sama sekali enggak punya," kata dia.

Namun, demikian ekseskusi tersebut juga masih mengalami kendala. Ini lantaran masih belum ada fasilitas kesehatan dan dokter yang mau untuk melakukan eksekusi tersebut. Menurut Akmal sendiri hingga saat ini masih belum ada alternatif lain selain kebiri kimiawi.

"Memang enggak ada itu, itu sudah diputuskan oleh pengadilan dan itu juga berdasarkan hasil penelitian juga bahwa itu sudah bisa mengurangi agresivitas," kata Akmal menanggapi soal kebiri kimia.