Polusi Udara Picu Kematian Pada Pneumonia Anak
- U-Report
VIVA – Pneumonia merupakan kondisi peradangan pada paru-paru yang memicu kematian. Banyak faktor yang menyebabkannya termasuk polusi udara yang buruk.
Akhir-akhir ini polusi udara yang kian memburuk dengan angka Air Quality Index (AQI) mencapai lebih dari 200. Padahal, angka AQI yang disarankan untuk menjaga kesehatan paru-paru yaitu di bawah 100.
Faktanya, polusi udara menyebabkan sebagian besar kasus kematian anak pada pengidap pneumonia. Anak sangat rentan terhadap pajanan lingkungan. Sebab, anak-anak bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa sehingga mereka akan menghirup lebih banyak polusi per kilogram berat badan dari udara berkualitas buruk.
"Pneumonia penyebab kematian anak nomor 1 di dunia. Kalau di Indonesia, penyebab kematian nomor 2 setelah diare," ujar Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular P2PM, Wiendra Waworuntu M.Kes., dalam acara ‘STOP Pneumonia’ di kawasan Kota, Jakarta, Minggu 18 Agustus 2019.
Perlu dipahami, anak berada dalam periode penting perkembangan sehingga pajanan racun dapat menyebabkan efek negatif. Anak juga mempunyai kebiasaan menjelajah dan beraktivitas di luar ruangan sehingga tergolong populasi yang rentan menghirup atau terpapar polusi udara.
"Pengaruh polusi udara yang paling umum pada anak yaitu iritasi mata dan saluran pernapasan, penurunan fungsi paru, dan perburukan penyakit paru dan jantung yang sudah ada sebelumnya," papar dokter spesialis anak konsultan respirologi RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr. Wahyuni Indawati, Sp. A (K), dikutip dari siaran pers, beberapa waktu lalu.
Risiko perburukan penyakit paru, lanjut dokter Wahyuni, akan lebih tinggi pada anak yang memiliki penyakit sebelumnya seperti asma, pneumonia, penyakit jantung, gangguan imunitas, dan malnutrisi. Maka dari itu, yuk cegah pneumonia pada anak dengan empat cara mudah.
Wiendra memaparkan cara pertama yaitu dengan ASI Eksklusif serta pemberian MPASI di dua tahun pertama kehidupan anak. Kedua, tuntaskan vaksin pada anak untuk menjaga kekebalan tubuhnya. Ketiga, obati anak jika mengalami penurunan kondisi selama berhari-hari serta keempat, pastikan kecukupan gizi saat anak sakit.