Bersetubuh Tak Bisa Atasi Hipotermia, Ini Penjelasannya

Ilustrasi bercinta.
Sumber :
  • Pexels/Burst

VIVA – Sempat viral kabar seorang wanita pendaki yang disetubuhi untuk meredakan hipotermia. Disebutkan bahwa sudah dilakukan berbagai cara, namun kondisi hipotermia masih terjadi hingga akhirnya mereda usai disetubuhi.

Hipotermia sendiri adalah kondisi fisiologis di mana tubuh mulai kehilangan panas pada kecepatan yang lebih besar daripada yang dihasilkannya. Hipotermia ringan mengakibatkan menggigil dan ilusi, sementara hipotermia berat bahkan dapat menyebabkan serangan jantung dan dapat berakibat fatal.

Situasi ini dapat disebabkan karena keracunan alkohol, pengurangan jumlah gula darah dan banyak alasan lainnya. Kegagalan tubuh dalam termoregulasi adalah penyebab utama gangguan ini.

Sebelumnya, pihak Basarnas telah membantah penanganan hipotermia dengan menyetubuhi seseorang. Menurutnya, cukup skin-to-skin dengan gender yang sama untuk bisa meredakan hipotermia.

Sejalan dengan itu, para peneliti juga membantah bahwa berhubungan seks dapat meredakan kondisi hipotermia. Dikutip dari laman News Track Lives, Rabu, 24 Juli 2019, banyak peneliti mengatakan bahwa berbagi panas tubuh dari orang lain melalui skin-to-skin dapat membantu mengatasi hipotermia sampai batas tertentu, tetapi melakukan hubungan seks bukanlah cara yang tepat.

Tidak seperti kepercayaan banyak orang, seks sebenarnya tidak menghasilkan panas, melainkan hanya memberi sensasi panas tubuh dari satu organ ke yang lain. Sama seperti efek usai meminum alkohol yang juga memberi sensasi panas dari lengan ke dada.

Skin-to-skin merupakan cara mendapatkan panas melalui mendekatkan tubuh dengan orang lain. Selain itu, pasien yang menderita hipotermia biasanya disarankan untuk mengonsumsi minuman hangat untuk mengatasi kehilangan panas tubuh. (tsy)