Lindungi Bayi, Ini Pentingnya Deteksi Dini Hepatitis B saat Hamil
- Pixabay/Unsplash
VIVA – Data menunjukkan 1 dari 10 penduduk Indonesia mengidap hepatitis B. Hal ini patut diwaspadai karena virus hepatitis B lebih menginfeksi 100 kali dibandingkan virus HIV.
"Virus hepatitis B lebih menginfeksi karena saat terkena matahari tidak langsung mati," tegas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu saat ditemui di Gedung Kemenkes RI, Senin 22 Juli 2019.
Dilanjutkan Wiendra, keganasan virus hepatitis B ini perlu lebih diawasi jika menginfeksi ibu hamil. Sehingga deteksi dini pada ibu hamil sangat dibutuhkan agar dapat dilakukan pencegahan melalui vaksin.
"Kalau tidak ada virus hepatitis B, kita ada vaksin untuk ibu hamil. Tapi kalau tidak maksimal dan ibu menderita lalu anaknya tertular, itu yang harus kita intervensi," katanya.
Wiendra melanjutkan kerugian negara jika 120 ribu bayi yang akan menderita hepatitis B dengan 95 persen di antaranya akan mengalami hepatitis kronis 30 tahun ke depan. Biaya yang harus digelontorkan untuk kondisi tersebut pun tidak sedikit.
"Jika diabaikan dan satu kasus sirosis membutuhkan biaya Rp1 miliar dan satu kasus kanker hati Rp5 miliar. Berapa kerugiannya?"
Di tahun 2030 memiliki roadmap eliminasi hepatitis B dan C dengan target mencegah penularan dari ibu ke anak yang paling utama. Sebab, kasus penularan hepatitis B secara horizontal (melalui transfusi darah) hanya 5-10 persen, sedangkan secara vertikal (masa persalinan) 90-95 persen.
"Ibu hamil yang kena hepatitis harus melahirkan di fasilitas kesehatan. Karena saat dia lahir itu yang menyebabkan penularan karena ada kontak darah pada waktu kelahiran," paparnya. (row)