Konsumsi Mi Godog atau Instan, Mana yang Lebih Sehat?
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA – Konsumsi mi selalu jadi pilihan masyarakat, selain sebagai karbohidrat pengganti nasi, mi juga bisa diolah dan ditambahkan berbagai topping sayuran, daging hingga telur.
Salah satu olahan mi yang digemari masyarakat adalah mi godog. Kuliner khas Jawa tengah ini banyak menjamur di jajanan kaki lima.
Mi godog menggunakan mi basah yang dimasak dengan kaldu asli dan ayam kampung, selain itu ada rempah-rempah seperti lada, bawang putih dan rempah sehat lainnya. Belum lagi penggunaan telur bebek yang dicampur dalam kuah membuat mi godog lebih gurih. Tak hanya itu, beberapa warung mi godog ada yang masih mempertahankan tradisi asli menggunakan kompor arang untuk memasak.
Sajian mi godog yang kaya topping sayur diyakini masyarakat kaya nutrisi bagi tubuh, benarkah mi godog lebih sehat dari olahan mi lainnya?
Spesialis Gizi Klinis Verawati Sudarma, SpGK mengatakan kandungan gizi lengkap mi godog ternyata hanya mitos. "Proporsinya harus dilihat dulu. Kalau bicara kadar gizi biasanya mi godog yang biasa dibeli itu berapa banyak sih jumlah sayurannya dibanding porsi mi itu sendiri," ujarnya dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne Kamis 18 Juli 2019.
Ia juga meyebutkan bahwa selain kadar serat dari sayur, kadar protein olahan mi godog juga tidak terlalu tinggi. "Biasanya proteinnya tidak terlalu banyak, hanya beberapa potong daging, atau bahkan daging olahan," ujarnya.
Proporsi yang sehat menurutnya dalam satu piring, jumlah sayuran minimal 1/3 jumlah karbohidrat (mi atau nasi). "Olahan mi bisa 2,5 kali nasi, kalorinya bisa mencapai 500," katanya.
Meskipun tidak sehat, namun konsumsi mi godog menurutnya lebih baik dari konsumsi mi instan yang penyajiannya lebih sering tanpa sayuran. "60 persen yang konsumsi mi instan itu langsung dimakan tanpa sayur. Kalau mi godog kan isinya masih ada sayur. Meski sedikit masih ada kandungan vitamin, mineral dan proteinnya."
Lebih lanjut untuk, mendapatkan takaran mi godog yang sehat Vera menganjurkan sebaiknya konsumsi dan masak sendiri dengan proses yang sehat.
"Proporsi sayur, daging dan mi harus seimbang, selain itu kurangi penggunaan minyak dan proses masak yang terlalu lama untuk menjaga kadar gizinya." (nda)