Pakai Celana Dalam Ibunya, Remaja Ini Kena Penyakit Mengerikan
- instagram.com/mayaluga.shop
VIVA – Bertukar pinjam pakaian dengan saudara atau orang tua menjadi hal yang biasa dilakukan. Meski tukar pakai barang sehari-hari adalah hal biasa, namun ada benda-benda tertentu yang tidak dianjurkan untuk tukar pakai.
Sebut saja sikat gigi, sisir, handuk dan tentu saja pakaian dalam masuk dalam daftar barang-barang yang tidak boleh dipakai ramai-ramai. Alasannya cukup masuk akal, yaitu untuk menghindari kemungkinan tertular penyakit.
Seperti yang dialami remaja putri berusia 12 tahun yang berasal dari Provinsi Zhejiang, China. Ia mengalami muntah-muntah dan demam disertai gejala lainnya akibat sakit di perut. China Press menulis bahwa kondisi ini berlangsung selama sekitar setengah bulan sebelum remaja malang itu dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya.
Dilansir laman World of Buzz, setelah melalui serangkaian pemeriksaan, gadis itu didiagnosis radang panggul yang berakibat hydrosalpinx atau kondisi di mana tuba falopi tersumbat air. Hal itu ternyata berdampak serius karena saluran yang menghubungkan ovarium ke rahim mengalami kerusakan parah.
Yang membingungkan kenapa remaja berusia 12 tahun bisa terdiagnosis radang panggul yang justru banyak diidap wanita dewasa, atau wanita yang telah aktif secara seksual? Apalagi remaja malang itu baru saja mendapatkan menstruasi pertamanya.
Setelah diselidiki, dokter di RS Zhejiang menemukan bahwa remaja itu ternyata bertukar pakai celana dalam dengan sang ibu. Lebih tepatnya lemari pakaian dalam ibu dengan anak yang baru memasuki usia remaja itu menjadi satu.
Kemudian terungkap lagi bahwa penyakit yang diderita anak itu ternyata berasal dari ibunya. Dengan berat hati ibunya mengaku bahwa dia terkena infeksi vagina. Zhou, direktur ginekologi RS Zhejiang mengatakan bahwa penyakit ini sangat jarang terjadi pada remaja.
"Ibu dari anak itu masih berusia muda dan aktif kehidupan seksualnya. Dia juga menderita vaginitis (radang vagina), jadi celana dalamnya bisa terdapat beberapa bakteri," kata Zhou.
Selain itu, Zhou mengatakan bahwa waktu menstruasi gadis kecil itu lebih lama dari rata-rata yaitu 7 hingga 10 hari. Tak hanya itu, selama menstruasi si gadis kecil itu tidak menjaga kebersihan jadi bakteri bisa masuk ke dalam tubuhnya.
Karena kejadian tersebut, akhirnya si anak harus menjalani operasi laparoskopi untuk mengangkat tuba falopi kanan dan kista ovarium kanan. Para dokter mencoba menyelamatkan tuba falopinya, tapi lukanya sudah sangat parah sehingga harus diangkat. (ldp)