BPJS Tanggung Kemoterapi Oral untuk Kanker Otak

Ilustrasi BPJS Kesehatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Kanker otak ramai diperbincangkan sejak penyakit ini menyerang aktor sekaligus penyanyi Agung Hercules. Menurut Dr. dr. Made Agus M. Inggas, Sp.BS, kanker otak termasuk salah satu kanker paling ganas, yang penyebarannya sangat cepat.

Secara umum, kanker otak terbagi menjadi dua, yakni primer dan sekunder. Kanker otak primer bisa menyebar ke bagian otak lain, tapi hampir tidak pernah menyebar ke bagian tubuh lain. Adapun kanker otak sekunder, sel kankernya berasal dari luar otak (organ tubuh lain), yang menyebar ke otak. 

"Kanker otak primer adalah kanker yang selnya berasal dari otak,” kata Ketua Departemen Bedah Saraf MRCCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta, Dr. dr. Made dikutip dari siaran pers MRCCC Siloam Hospital Semanggi, Kamis, 27 Juni 2019.

Menurutnya, angka harapan hidup atau kesintasan (survival rate) pasien kanker otak kini semakin baik. Perkembangan teknologi makin maju, termasuk di Indonesia. Pengobatan di Indonesia sama dengan standar internasional.

Standar pengobatan kanker otak, yakni dengan operasi, kemoterapi, dan radiasi. Kemoterapi untuk kanker otak sedikit berbeda dengan kanker lain. Obatnya berupa pil, bukan cairan yang diinfus.

"Sampai sekarang obatnya cuma satu, yakni temozolamide. Itu terapi standar untuk glioblastoma yang sudah diterima secara internasional," ujar Made.

Rangkaian pengobatan kanker otak mulai dari operasi, radioterapi hingga kemoterapi sudah ditanggung BPJS. Sayangnya, temozolamide khusus untuk kanker otak grade 4.

"Kabar baiknya, tahun depan untuk kanker grade 3 pun ditanggung BPJS,” ujarnya. 

Seperti obat kemo lainnya, temozolamide ditujukan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Namun perlu digarisbawahi, definisi sembuh dalam kanker otak bukan berarti kankernya hilang sama sekali.

“Secara medis, pasien disebut sembuh bila tidak lagi merasakan gejala, kankernya terkontrol dengan baik, dan kondisinya stabil. Itu sudah dianggap sembuh, meski kanker tidak sepenuhnya hilang,” ucap Made. (rna)