Minim Sanitasi di Sekolah Picu Buruknya Kebersihan saat Menstruasi
- U-Report
VIVA – Menstruasi pada wanita biasanya menjadi salah satu tanda hadirnya masa pubertas. Namun, momen menstruasi saat pubertas ini seringnya tidak diiringi dengan fasilitas yang ada di sekolah.
Disebutkan Kasubdit Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Kemenkes RI, dr. Wara Pertiwi Osing, minimnya sanitasi di sekolah membuat momen menstruasi terasa berat bagi para siswi. Hal ini membuat para siswi enggan membersihkan diri saat sedang menstruasi.
"50 persen sekolah tidak memiliki sarana sanitasi. Sehingga menyulitkan bagi siswa perempuan saat mens, dia butuh tempat untuk membersihkan diri dan mengganti pembalut," ujar dokter Wara dalam acara Menstrual Hygiene Day, di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa 28 mei 2019.
Sejalan dengan itu, hasil riset yang dilakukan oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia pada tahun 2018 di SD dan SMP di Provinsi DKI Jakarta, NTT, dan NTB menemukan kebutuhan sanitasi tersebut memicu anak perempuan minim mengganti pembalut saat di sekolah.
"Penemuan kami, siswi hanya ganti pembalut 3 kali sehari. Bayangkan, mereka tidak ganti pembalut 8 jam lamanya karena toilet tidak bersih, dan memilih ganti pembalut saat di rumah," ujar Wash & ECCD advisor Yayasan Plan international Indonesia, Silvia Devina, di kesempatan yang sama.
Hasil riset yang sama juga menemukan 33 persen sekolah tidak memiliki toilet terpisah antara pria dan wanita yang akhirnya membuat momen ganti pembalut pada para siswi menjadi sulit. Padahal, proses ganti pembalut adalah salah satu hal penting dalam manajemen kebersihan menstruasi (MKM)
"Hanya 21 persen siswi yang mengganti pembalut di sekolah. Maka Dari hasil studi, pengetahuan siswa tentang kebersihan menstruasi masih buruk," kata Silvia.(ben)