Monkeypox Tak Sama dengan Impetigo, Ketahui Bedanya
VIVA – Sejak kasus pertama terungkap di Singapura pada 8 Mei 2019, monkeypox atau cacar monyet langsung memicu kekhawatiran banyak orang. Bahkan, pekan lalu masyarakat dihebohkan dengan kabar hoax yang menyebut salah satu anggota TNI terkena cacar monyet.
Sebelum ditemukan kasusnya di Singapura, kasus monkeypox pernah terjadi di Inggris pada 2018 lalu. Kasus ini cukup menggemparkan karena cacar monyet merupakan penyakit yang jarang terjadi.
Kemunculan cacar monyet di Inggris kala itu sempat menjadi pertanyaan apakah penyakit ini sama dengan cacar monyet atau cacar api yang merupakan infeksi kulit yang umumnya terjadi pada bayi dan anak (impetigo)?
Terkait hal tersebut, dokter dari Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Kolonel dr. Anjar menyebut bahwa monkeypox dan impetigo adalah dua penyakit yang berbeda.
Monkeypox merupakan salah satu penyakit dengan virus yang dapat ditularkan dari hewan (seperti tikus, tupai) ke manusia atau ada kontak dengan orang yang terinfeksi, meski ini jarang terjadi. Kedua penyakit ini sama-sama banyak diderita oleh anak-anak. Meski begitu, penyakit ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya, namun tetap harus diwaspadai.
“(Gejala) Ada yang bulat-bulat dan ada airnya. Tapi yang khas adalah bentuk lukanya bervariasi. Kalau cacar bulat, kalau ini (monkeypox) ada yang bulat dan gores,” kata dia di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Senin 20 Mei 2019.
Jika terinfeksi monkeypox, pasien juga memiliki gejala seperti demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Selain itu, ada ruam pada kulit, muncul pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga tiga pekan sampai ruam tersebut menghilang.
Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Sedangkan untuk impetigo, Anjar menyebut merupakan penyakit kulit biasa serta memiliki gejala yang hampir serupa dengan cacar.
“Impetigo, termasuk penyakit kulit, kalau dalam kedokteran ada namanya diferensial diagnosa, bentuknya seperti bulat di kulit,” kata dia.
Dikutip dari beberapa sumber, impetigo sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes. Gejala impetigo hanya menimbulkan luka-luka kemerahan atau melepuh. Luka ini bisa dengan cepat menyebar dan menimbulkan keropeng berwarna cokelat keemasan.
Penyakit ini juga dapat terlihat agak seperti cornflakes yang menempel di kulit, menjadi lebih besar, menyebar ke bagian lain dari tubuh, menjadi gatal dan terkadang menyakitkan. Namun tidak seperti monkeypox, penderita impetigo tak mengalami demam dan gejala-gejala lainnya dan dapat disembuhkan dalam kurun waktu 7-10 hari dengan penanganan yang tepat.
Untuk penularan impetigo, dapat melalui sentuhan kulit. Misalnya, penggunaan barang pribadi seperti handuk. (ren)