Kerja di Salon Kuku Berisiko Tinggi Kena Kanker
- Pixabay
VIVA – Memilih bekerja di salon, sepintas terlihat minim akan risiko kesehatan. Tapi sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa ada ancaman kesehatan serius bagi mereka yang setiap harinya bekerja di salon kecantikan, terutama untuk mereka yang bertugas mengecat kuku pelanggan.
Sebuah studi memperingatkan, tingkat polusi udara di salon kuku serupa bahayanya dengan yang ada di kilang minyak atau garasi mobil. Polusi itu membuat karyawan berisiko lebih besar terkena kanker, kesulitan pernapasan, dan iritasi kulit.
Penelitian yang memantau tingkat senyawa organik volatil (VOC) di enam salon kuku ini merupakan yang pertama yang menggambarkan risiko kesehatan serius yang lazim di sebuah industri. Menurut sebuah tim dari University of Colorado Boulder di Amerika Serikat (AS), karyawan salon kuku menghadapi peningkatan risiko kesehatan karena tingginya tingkat polusi udara dalam ruangan seperti formaldehyde dan benzene.
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) telah menentukan bahwa paparan jangka panjang terhadap senyawa karsinogenik secara signifikan meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker seperti leukemia dan limfoma Hodgkin.
"Studi ini memberikan beberapa bukti keras pertama bahwa lingkungan ini berbahaya bagi pekerja dan bahwa kebijakan yang lebih baik perlu diberlakukan untuk melindungi mereka," kata Lupita Montoya, penulis utama penelitian seperti dilansir laman Indian Express.
Minat Montoya dalam meneliti bahaya udara di salon kuku sudah ada sejak hampir satu dekade. Dia ingat mengunjungi salon bertahun-tahun yang lalu dan dikejutkan oleh aroma tajam dari bahan kimia terbuka yang digunakan dalam aplikasi gel dan kuku akrilik. Namun, meski banyak VOC dari produk kuku telah diidentifikasi, tidak ada penelitian ilmiah yang melihat dampak kesehatan jangka panjang bagi pekerja yang terpapar bahan kimia kuku setiap hari.
Studi ini menemukan bahwa untuk pekerja di beberapa salon, risiko kanker seumur hidup bisa mencapai hingga 100 kali lebih tinggi dari tingkat EPA yang dikeluarkan pada awal. Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa pelanggan salon menghadapi risiko yang jauh lebih sedikit.
Selain itu, tingkat polusi udara yang diamati ternyata tidak memiliki efek kesehatan negatif yang sama pada semua orang kecuali yang paling rentan, seperti mereka yang sedang hamil atau menderita asma serius.
Lebih jauh, mereka juga mencari tahu cara-cara untuk mengurangi konsentrasi VOC secara pasif dengan menggunakan bahan penyerap berbiaya rendah. Beberapa di antaranya, seperti batubara yang dipanaskan atau kayu dengan afinitas yang kuat untuk molekul organik seperti senyawa BTEX.
Bahan karbon aktif ini dapat menghilangkan VOC berbahaya melalui difusi pasif. Para peneliti kemudian menggunakan bahan berbasis karbon aktif untuk membuat karya seni layak galeri. Potongan-potongan itu bisa digantung di dinding di salon kuku, sebagai hiasan sambil membersihkan udara. Namun, metode ini membutuhkan waktu lama. (rna)