Penyakit Misterius di Jeneponto, 7 Warga Meninggal Dunia 

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • www.pixabay.com/typographyimages

VIVA – Puluhan warga di Kabupaten Jeneponto mengidap penyakit misterius. Puluhan warga yang mendadak demam, tujuh di antaranya dilaporkan meninggal dunia. 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Selatan telah menurunkan tim untuk mengidentifikasi penyakit misterius tersebut. Diagnosis awal, gejala yang dialami warga mirip penyakit tifus. 

Plt Kadis Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Bachtiar Baso yang dikonfirmasi menjelaskan umumnya warga mengalami demam dan sakit perut. Sebagian di antaranya dirujuk ke RS Kabupaten Takalar.  

"Tim Gerak Cepat sudah konfirmasi, bertemu Kepala Desa Jeneponto. Karena pasien ini dekat dengan RS di Takalar daripada RS di Jeneponto, dirujuk ke Takalar. Dirujuk di Takalar ada yang meninggal 3 orang, di RS didiagnosa ini ada gejala typhoid atau tifus," ungkapnya saat dikonfirmasi, Senin, 6 Mei 2019.

Bachtiar menjelaskan, sejumlah warga yang dirujuk ke Takalar ada yang telah sembuh dan diperbolehkan pulang. Meski ditangani dengan penyembuhan tifus, hasil pemeriksaan warga negatif terjangkit tifus. 

"Yang meninggal tiga orang itu didiagnosa tifus. Tapi yang lain kita periksa negatif semua, termasuk tifus diperiksa negatif. Setelah digunakan laboratorium Kemenkes widalnya positif, kalau widal positif kemungkinan tifus," jelas Bachtiar.

Sejak Maret

Serangan penyakit aneh di Jeneponto, kata Bachtiar, ditemukan sejak 27 Maret 2019 lalu. Sebanyak 27 warga Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto mengalami demam disertai mual, muntah, dan sakit kepala.

"Hasil diagnosis awal, warga itu demam, sakit perut, dan nyeri sendi juga," tururnya. 

Pada 19 April 2019, Dinkes Sulsel kembali mendapatkan laporan. Sebanyak 53 warga Dusun Garonggong, Desa Tuju mengalami demam mendadak, 27 di antaranya dibawa ke Puskesmas Buludoang dan 26 orang dibawa ke Rumah Sakit Takalar.

Kemudian pada 24 April 2019, beredar informasi kejadian luar biasa dengan kasus demam (ferbis) pada 25 orang di Desa Buludoang. Keesokan harinya, Dinkes Sulsel menurunkan tim investigasi. 

Pada 25 April 2019, dua warga dilaporkan meninggal dunia. Kemudian korban meninggal bertambah dua orang lagi pada 27 April. Keesokan harinya, 28 April, tiga warga dilaporkan meninggal dunia. Total sebanyak tujuh warga yang meninggal dunia. 

"Pasca kejadian itu, tim Dinkes Sulsel mengambil sampel darah 19 warga dan dikirim ke BTKLPP Makassar. Kami juga masih menunggu hasil lab dari Jakarta untuk memastikan nama penyakit yang menyerang warga Desa Tuju tersebut," ucap Bachtiar. 

Akibat kejadian tersebut, Kepala Desa Tuju, Indrawati Naim, melaporkan sebagian warganya tinggalkan rumah ke desa tetangga.