Imunisasi Berlebihan, Berbahayakah bagi Anak?
- Pixabay/Chillsoffear
VIVA – Banyaknya informasi yang keliru mengenai imunisasi, membuat banyak orangtua enggan memberikan hal itu pada anak. Belum lagi soal isu halal haram terkait imunisasi atau vaksin Measles dan Rubella yang belakangan ramai di masyarakat.
Hal ini membuat cakupan imunisasi nasional masyarakat Indonesia cenderung rendah. Belum lagi soal maraknya vaksin palsu yang banyak beredar. Ini semakin membuat masyarakat enggan melakukan imunisasi.
Salah satu isu lain yang juga beredar adalah kelebihan imunisasi akan berbahaya bagi anak. Tapi benarkah hal itu?
"Vaksin kalau berlebih sebetulnya tidak berbahaya, paling kadang kalau terlalu dekat, demamnya jadi lebih lama, hanya itu saja," kata Satgas lmunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), M.Si, saat ditemui di sebuah acara di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin, 22 April 2019.
Ia menjelaskan bahwa demam, bengkak, dan nyeri setelah imunlsasl adalah reaksl normal dan tidak berbahaya. Setelah imunisasi kadang-kadang terjadi demam, kemerahan, dan bengkak sedikit di sekitar tempat suntikan. Semua itu adalah reaksi yang wajar, dan tidak berbahaya.
"Semua akan hilang dalam beberapa hari. Demam setelah imunisasi tidak berhubungan dengan kualitas vaksin atau kualitas perlindungannya," ujar dia.
Sudjatmiko melanjutkan, yang berbahaya justru ketika imunisasi tidak lengkap. Ia menjelaskan, imunisasi yang tidak lengkap akan membuat anak mudah tertular, sakit berat, cacat atau meninggal.
"Makanya yang perlu digarisbawahi orangtua sering ngakunya lengkap, tapi ternyata masih belum. Itu yang sering menyebabkan terjadi wabah. Jadi harus dilihat juga itu catatannya," katanya.(rna)