Hamil Pakai Metode MST-IVF, Wanita Ini Lahirkan Bayi dari 3 Orang Tua

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Stocksnap

VIVA – Bagi pasangan mendapatkan anak adalah hal yang diidamkan, namun seringkali pasangan mengalami masalah kesuburan. Salah satu metode medis untuk masalah kesuburan adalah IVF atau bayi tabung. Meski bisa dibilang 80 persen berhasil, namun nyatanya banyak juga yang gagal dalam prosesnya. 

Seperti yang dialami seorang wanita asal Yunani. Awalnya seorang wanita berusia 32 tahun ini telah berjuang dengan masalah kesuburan. Ia telah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan keturunan, namun gagal setelah empat kali melakukan IVF atau bayi tabung. 

Dokter asal Spanyol menyarankannya untuk menggunakan metode yang cukup jarang dilakukan, yaitu transfer tulang belakang, Maternal Spinal Transfer (MST) untuk mengambil DNA wanita tersebut. Kemudian DNA tersebut ditransfer ke dalam sel telur donor yang sehat, sebelum akhirnya dibuahi dengan sperma. 

Akhirnya metode itu berhasil. Ia pun melahirkan anak laki-laki sehat seberat 3,7 kilogram (kg). Proses tersebut dipuji sebagai terobosan untuk masalah infertilitas wanita. 

Hal itu juga bisa menjadi sebuah inovasi taraf internasional dalam reproduksi. Ini sekaligus membuka kemungkinan perempuan dengan banyak kegagalan IVF atau penyakit genetik mitokondria langka untuk memiliki anak yang sehat.

“Di Institute of Life, komitmen kami adalah untuk terus membantu lebih banyak pasangan yang menghadapi masalah kesuburan untuk memiliki anak dengan DNA mereka sendiri, tanpa meminta bantuan donor telur,” ujar Panagiotis Psathas, Presiden Institute of Life dilansir New York Post.

Tapi sayangnya tidak semua orang berpikir bahwa prosedur ini adalah langkah maju. Profesor Etika Medis Universitas Oxford, César Palacios-González mempertanyakan apakah menggunakan MST untuk pengobatan infertilitas dalam mengobati penyakit genetik secara moral dibenarkan.

Kemudian anggapan itu cepat disanggah oleh ketua persidangan, Dr. Nuno Costa-Bourges. Ia mengatakan bahwa prosedur itu seperti sumbangan telur, kecuali jika dalam kasus ini, 99 persen gen bayi berasal dari ibu dan ayah.

"Untuk beberapa pasien, sangat sulit untuk menerima bahwa mereka tidak dapat hamil dengan (telur) mereka sendiri," katanya.

Pemindahan spindle, lanjut dia, dapat mewakili era baru di bidang IVF. Ini karena dapat memberi pasien peluang memiliki anak yang secara genetik terkait dengan mereka. (rna)