25 persen Orang Dewasa di Jepang Masih Perawan, Masa Sih?

Orang Jepang/Tokyo.
Sumber :
  • Pixabay/cegoh

VIVA – Jika jumlah remaja yang melakukan hubungan seks di sejumlah negara meningkat, di Jepang justru sebaliknya. Sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini mengungkapkan bahwa sekitar 1 dari 4 orang dewasa muda di Jepang tidak melakukan hubungan seks. Demikian dilansir dari Next Shark, Rabu, 10 April 2019.

Hal ini cukup mengejutkan mengingat hal-hal berbau seksual begitu bebas dipertunjukkan di Negeri Sakura. Industri film porno lokal di sana pun begitu besar.

Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Tokyo, memeriksa data tentang pengalaman heteroseksual orang dewasa Jepang antara usia 18 dan 39 tahun. Data itu diambil dari Survei Kesuburan Nasional Jepang sejak tahun 1987 hingga 2015.

Berdasarkan temuan itu, proporsi pria dan wanita yang tidak pernah melakukan hubungan seks vaginal heteroseksual meningkat. Tahun 1992, jumlah pria yang tidak pernah melakukan hubungan seks sekitar 20 persen, jumlah ini menjadi 25,8 persen pada 2015. Sementara wanita juga meningkat dari 21,7 persen pada 1992 menjadi 24,6 persen di tahun 2015.

Studi ini menemukan bahwa pria dengan penghasilan rendah, menganggur atau bekerja paruh waktu atau memiliki pekerjaan sementara juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk tidak berpengalaman secara seksual.

Studi ini juga mencatat bahwa sekitar 1 dari 10 orang dewasa Jepang yang berusia 30-an tahun tidak melaporkan berhubungan seks pada tahun 2015. Ketidakaktifan seksual seperti ini secara signifikan lebih tinggi daripada di Inggris, Amerika Serikat dan Australia, yang hanya sekitar 1-5 persen untuk orang dewasa di usia 30-an tahun.

Peneliti kesehatan masyarakat, Dr. Peter Ueda, salah satu penulis studi tersebut, menyoroti bahwa temuan mereka ini mendukung laporan sebelumnya tentang tingkat keperawanan yang tinggi di antara orang dewasa muda Jepang.

Lebih lanjut dia menyatakan bahwa hasil studi memberikan informasi yang lebih baik tentang usia dan status sosial ekonomi orang-orang yang belum pernah berhubungan seksual.

"Ketidakaktifan atau kurang pengalaman seksual, baik sukarela atau tidak, tidak boleh dianggap sesuatu yang tidak biasa, diejek atau dianggap sebagai masalah bagi semua orang," kata Ueda.

Ia mengatakan, diperlukan lebih banyak penelitian tentang alasan kurangnya aktivitas seksual. Ueda juga mengatakan, perlu mencari tahu bagaimana dinamika mating market dapat berkembang karena kencan online, dan mengubah harapan dalam hubungan romantis dan seksual, serta mengubah nilai, gaya hidup dan tren pasar tenaga kerja. (rna)