Produk Alternatif Rokok Bisa Jadi Cara Jitu Berhenti Merokok

Ilustrasi merokok.
Sumber :
  • Pixabay/karosieben

VIVA – Angka perokok di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Saking tingginya, Indonesia masuk ke dalam darurat rokok. Meski polusi asap bisa juga ditimbulkan dari kendaraan bermotor, pabrik, atau pembakaran sampah, tapi dampak yang paling berbahaya adalah rokok.

Sebabnya, residu atau sisa pembakaran rokok bisa menempel di mana-mana. Dan, zat tar dari pembakaran rokok yang menempel itu bisa terhirup ke paru-paru dan berakibat fatal bisa terkena anak-anak yang rentan.

Hal inilah yang mendorong terlahirnya GEBRAK! (Gerakan Bebas TAR dan Asap Rokok), sebuah gerakan sosial yang bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat agar peduli dengan bahaya merokok. Gerakan ini juga memberikan akses informasi dan solusi pengurangan risiko rokok.

Selain informasi, diperlukan pula suatu pendekatan berbeda untuk menurunkan angka perokok di Indonesia. Salah satu langkah yang dinilai efektif menurunkan angka perokok adalah dengan pendekatan pengurangan risiko bagi perokok.

Melalui metode ini para perokok yang kesulitan menghentikan aktivitas merokoknya diberikan alternatif solusi dan akses informasi terhadap produk tembakau alternatif sebagai salah satu cara melaksanakan metode pengurangan risiko.

Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik dan Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Dr. drg. Amaliya, M.Sc, PhD, mengatakan, berhenti merokok bisa melalui beberapa jalan. Ada perokok yang bisa langsung berhenti ketika berniat berhenti, namun ada yang mengalami kesulitan karena sulitnya menghilangkan adiksi.

"Strategi berhenti merokok ada beberapa macam, salah satunya tobacco harm reduction, memindahkan dari produk yang 100 persen berbahaya ke produk yang jauh lebih rendah," ujar Amaliya saat konferensi pers peluncuran GEBRAK! di Tjikini Lima, Jakarta, Selasa 9 April 2019.

Strategi ini, lanjut Amaliya, adalah strategi yang sudah diakui oleh WHO. Salah satu cara yang dilakukan dalam strategi ini adalah apa yang disebut dengan nicotine replacement therapy atau terapi pengganti nikotin. Yakni, mengganti asupan nikotin dari produk rokok bakar dengan nikotin yang ditempel di hidung, dihisap dengan inhaler, permen, atau obat, semuanya untuk membantu perokok bisa berhenti.

Namun, menghentikan asupan nikotin tidaklah semudah itu. Perokok bisa mengalami sindrom atau efek lepas dari nikotin seperti gemetar, sakit, atau gelisah. Karena itu, pengurangan asupan nikotin tidak bisa dilakukan secara drastis.

Selain cara di atas, teknik lain yang juga efektif menghentikan perokok adalah dengan mengganti memakai rokok elektrik. Alat ini termasuk ke dalam nicotine delivery system yang bisa menjadi jalan untuk menghentikan rokok.

Menurut penelitian Public Health England, rokok elektrik 95 persen lebih rendah bahayanya dibanding rokok bakar. Meski masih ada risiko bahaya, namun bahaya itu hanya lima persen saja dibanding rokok konvensional. (ldp)