Studi: Duduk Lebih Dari 6 Jam Sehari Bisa Picu Diabetes

Ilustrasi wanita duduk
Sumber :
  • Pixabay/StockSnap

VIVA – Di era yang serba online ini, aktivitas duduk kerap dilakukan sepanjang hari. Meski sering dianggap sepele, namun terlalu lama duduk bisa memperburuk kondisi kesehatan. Bahkan sebuah penelitian menyebut, duduk lebih dari enam jam sehari bisa menyebabkan kematian.

Dilansir laman Independent, di Inggris dalam setahun hampir 70 ribu kematian disebabkan oleh kebiasaan terlalu lama duduk. Kondisi itu juga menelan biaya hingga Rp13 triliun per tahun.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, kegiatan duduk yang terlalu lama bertanggung jawab atas pengeluaran Rp7 triliun untuk penyakit kardiovaskular, Rp5 triliun untuk diabetes tipe 2 dan Rp561 miliar untuk kanker usus besar (2016-2017).

Penulis penelitian dari Queen's University Belfast dan Ulster University, juga menemukan bahwa 11,6 persen kematian di Inggris sebenarnya pada tahun 2016 dapat dicegah jika orang tidak duduk untuk waktu yang lama.

Risiko kesehatan dari perilaku duduk yang terlalu lama telah didokumentasikan dengan baik, tetapi ini adalah salah satu studi pertama yang meneliti konsekuensi keuangan.

Dalam studi ini, para peneliti mendasarkan perhitungan mereka pada estimasi uang yang dihabiskan oleh NHS pada penyakit-penyakit tersebut di Inggris selama tahun keuangan 2016- 2017.

Mereka kemudian mengumpulkan data dari sebuah survei besar dari 2012 tentang kebiasaan duduk di Inggris. Mereka menggabungkan data itu dengan perkiraan berapa banyak perilaku duduk meningkatkan risiko penyakit berdasarkan penelitian sebelumnya.

Setelah memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti tingkat merokok dan kebugaran, mereka juga menemukan bahwa jika orang duduk kurang dari enam jam sehari bisa mengurangi 17 persen dari kasus diabetes tipe 2 dan 7,5 persen dari kanker paru-paru. Selain juga menghilangkan lima persen dari kasus penyakit kardiovaskular.

Studi ini memang tidak dapat membuktikan sebab dan akibat tetapi tim peneliti bersikeras bahwa temuan itu cukup menjadi bukti ke badan kesehatan masyarakat untuk berinvestasi dalam sumber daya dan program pencegahan yang akan mengurangi perilaku duduk yang terlalu lama.

Penulis utama Leonie Heron dari Queen's University Belfast mengatakan bahwa meski telah memenuhi tingkat aktivitas yang disarankan, seorang masih berisiko memiliki penyakit jika duduk selama lebih dari enam jam sehari. 

Profesor Naveed Sattar, seorang profesor kedokteran metabolisme di Universitas Glasgow yang tidak terlibat dalam penelitian ini, justru mengatakan sebaliknya. Ia mengungkapkan selama tetap aktif di waktu lain, risiko penyakit seperti diabetes akibat duduk terlalu lama bisa dikurangi. 

“Pesan intinya ialah agar orang bisa memenuhi  kegiatan fisik seperti berjalan ke tempat kerjanya atau saat malamnya," kata dia. (ldp)