Nikita Mirzani Disebut Alami Gangguan Kepribadian Histrionik
- Laras Devi Rachmawati/VIVA
VIVA – Nama Nikita Mirzani di dunia hiburan lebih sering dikenal karena kontroversinya dibanding prestasinya. Beberapa waktu, ia kerap mengomentari isu-isu seputar artis yang tak jarang memicu pertikaian dengan berbagai pihak.
Terakhir Niki, begitu sapaannya, melontarkan komentar pedas soal hubungan Syahrini dan Reino Barack. Lontaran pedas itu ia beberkan lewat media sosial hingga kepada awak wartawan. Padahal, secara langsung bisa dibilang Niki tidak terkait langsung dengan kedua selebriti yang sedang hangat dibicarakan publik itu.
Bukan hanya soal Syahrini-Reino, Niki juga kerap menebar komentar soal masalah artis-artis lain yang terjerat kasus. Karena kelakuannya, ia juga kerap dilaporkan ke pihak berwajib. Atas dasar itu, seorang psikolog Joice Manurung menyebut perilaku Niki menunjukkan bahwa ia mengalami gangguan kepribadian histrionik.
"Jadi orang-orang yang mengalami gangguan perilaku histrionik ini punya kebutuhan besar banget untuk dapat perhatian orang. Kenapa? Karena dia sendiri tidak menemukan citra dirinya seperti apa," ujarnya kepada salah satu media.
Tak hanya psikolog, pakar media sosial Dr Irwansyah S.sos, MA dilansir dari tayangan Status Selebriti pada Senin, 18 Maret 2019 lalu pun menyebut sosok Niki tergolong narsis dan ingin selalu menjadi pusat perhatian. Lalu, apa sih yang dimaksud gangguan kepribadian histrionik itu?
Seperti dilansir dari Web MD, gangguan kepribadian histrionik sering ditandai dengan pencarian perhatian yang konstan, serta reaksi berlebihan yang emosional. Orang dengan kondisi ini cenderung melebih lebihkan situasi, yang dapat merusak hubungan dan menyebabkan depresi. Namun sebenarnya mereka juga rentan terhadap pengaruh orang lain.
Orang dengan gangguan ini pada awalnya akan mudah memikat orang yang baru kenal. Ia juga pandai membuat orang lain antusias terhadap dirinya. Mereka menggunakan penampilan fisik mereka untuk menarik perhatian orang lain pada diri mereka sendiri. Namun, mereka juga dapat mempermalukan teman dan kenalan dengan penampilan emosi publik yang berlebihan.
Mereka juga kerap kali menunjukkan emosi yang berlebihan. Mereka cenderung menganggap segala sesuatu secara emosional, dan gemar mencari perhatian. Orang dengan gangguan ini merasa tidak nyaman atau merasa tidak dihargai ketika mereka tidak pusat perhatian.
Salah satu ciri yang paling khas ialah mereka kerap mencari perhatian secara terus menerus, mendramatisir diri, dan kerap bersandiwara. Orang dengan gangguan kepribadian histrionik dapat bertindak egois atau menggoda secara seksual dalam situasi yang tidak pantas, termasuk dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan profesional, di luar yang sesuai untuk konteks sosial.
Mereka yang mengalami gangguan ini disarankan untuk melakukan psikoterapi. Meski demikian, terapi untuk orang dengan diagnosis ini seringkali menantang, karena mereka mungkin melebih-lebihkan gejala atau kemampuan mereka untuk berfungsi. Oleh sebab itu terapi yang dilakukan harus fokus dalam mencari solusi. (zho)