Agar Efektif, Fogging Nyamuk Demam Berdarah Juga Harus Tepat
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Ketika kasus demam berdarah muncul, salah satu cara antisipasi yang paling sering dipilih masyarakat adalah melakukan fogging. Cara ini memang efektif dalam mengurangi penyebaran nyamuk demam berdarah atau nyamuk dengan bahasa latin aedes aegypti.
Namun, menurut Kepala Kajian Unit Pemberantasan Hama Pemukiman IPB Prof. drh. Upik Kesumawati Hadi, MS, PhD, seringkali fogging dilakukan terlambat. Seharusnya, fogging segera dilakukan begitu ada yang dinyatakan positif demam berdarah.
"Harus hari itu juga fogging untuk mengejar aedes aegypti yang positif ada virus, supaya tidak menggigit yang lain," kata Upik saat konferensi pers peluncuran minyak telon My Baby di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.
Namun, yang terjadi di masyarakat memang ada prosedur yang sulit, sehingga seringkali fogging dilakukan terlambat. Selain itu, agar tetap efektif dan tepat, seharusnya fogging dilakukan dua kali. Yaitu, di hari ketika ada kasus demam berdarah dan seminggu kemudian.
Hal ini dilakukan agar nyamuk yang masih berupa jentik bisa dimatikan. Sebabnya, aedes aegypti bertelur dalam dua hari setelah menghisap darah dan masa inkubasi virus dalam tubuh nyamuk adalah 4-8 hari.
Tak hanya itu, Upik menambahkan, fogging seharusnya juga dilakukan hingga ke dalam rumah karena nyamuk aedes aegypti menyebar dalam rumah, dan dalam radius 100 meter di sekeliling rumah yang terjadi kasus demam berdarah. Ketika fogging dilakukan, semua penghuni rumah harus keluar dan makanan-makanan harus ditutup
Fogging juga seharusnya dilakukan oleh operator yang paham melaksanakan fogging. Selain tahu bagaimana cara yang baik, ketika selesai, mereka juga harus membersihkan mesin supaya nosel tidak tersumbat.
Tapi, masyarakat juga jangan hanya mengandalkan fogging dalam mengantisipasi demam berdarah. Lakukan juga langkah proteksi diri sendiri dengan cara memakai pembasmi serangga baik berupa losion atau aerosol.