Perut Sakit Usai Berhubungan Seks, Ini 5 Penyebabnya
- Pixabay/pexels
VIVA – Usai melakukan hubungan intim, beberapa orang kerap mengeluhkan rasa sakit pada bagian perut. Tentunya, hal ini menjadi sangat tidak nyaman. Padahal, salah satu tujuan berhubung intim adalah mencari sesuatu yang menyenangkan.
Menurut seorang dokter kandungan-kebidanan di Rumah Sakit Yale New Haven, Dr Mary Jane Minkin, hal itu cenderung terjadi, karena keluhan pada bagian vagina ketimbang pada perut. Lalu, apa saja yang menyebabkan semua itu? Berikut, beberapa sebabnya:
1. Posisi seksual
Hal pertama yang ditanyakan kepada pasien saat mengalami keluhan ini, ialah posisi seksualnya. Jika selalu memiliki rasa sakit setelah gaya misionaris atau doggy, bisa jadi karena penetrasi yang mendalam.
Saat hal itu terjadi, yang harus dilakukan ialah mencari obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. "Mengonsumsinya satu atau dua jam sebelum berhubungan seksual bisa sangat membantu bagi beberapa wanita," kata Minkin.
Dia juga merekomendasikan, untuk mencoba posisi di mana perempuan berada di atas, seperti cowgirl atau tatap muka, dan melihat apa yang terjadi.
2. Menderita endometriosis
Endometriosis terjadi, ketika lapisan rahim tumbuh di luar rahim. Nyeri panggul selama dan setelah berhubungan seks adalah salah satu gejala paling umum dari kondisi ini.
"Penetrasi yang dalam (saat berhubungan seks) dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat, karena semua organ Anda saling menempel," jelasnya.
Tetapi Anda juga bisa merasakan sakit tanpa adhesi. Ini karena endometriosis menyebabkan rasa sakit akibat peradangan. Segera pergi ke dokter. Umumnya mereka akan menyarankan USG atau laparoskopi, operasi kecil untuk memeriksa panggul Anda.
3. Memiliki kista ovarium atau panggul
Banyak perempuan memiliki kantung kista ovarium atau kantong berisi cairan di ovarium atau di permukaannya. Sebagian besar tidak berbahaya dan hilang tanpa pengobatan setelah beberapa bulan, tetapi beberapa dapat terus tumbuh dan menyebabkan rasa sakit.
Kista pada panggul dapat berkembang dari kantong perlengketan dari operasi sebelumnya atau mungkin infeksi di mana cairan terkumpul di daerah panggul.
Biasanya, dokter akan melakukan ultrasound untuk mendiagnosis masalahnya. Dan, dokter mungkin perlu melakukan laparoskopi untuk mengangkat kista tersebut
4. Memiliki infeksi atau penyakit radang masa lalu
Infeksi vagina dari bakteri yang biasanya ditemukan di vagina atau dari penyakit menular seksual, seperti klamidia atau gonore, dapat menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau indung telur (penyakit peradangan panggul). Seolah-olah suatu infeksi tidak cukup buruk, ia cenderung memberi rasa sakit pada vagina dan nyeri panggul. Rasa sakit ini cukup konstan, tetapi seks dapat memperburuk nyeri ini, karena mengiritasi area yang sudah teriritasi.
Jika ini infeksi, Anda hanya perlu satu resep antibiotik. Tetapi, jika itu adalah penyakit radang panggul sebelumnya, dokter kandungan Anda mungkin perlu meresepkan obat penghilang rasa sakit atau mengurangi adhesi (misalnya saat laparoskopi).
5. Mengalami kekeringan pada vagina
Pil KB tertentu dapat menyebabkan kekeringan pada vagina. Dan, jika Anda sedang menuju menopause, mungkin itu bisa jadi penyebabnya. Segera beli pelumas yang dijual bebas. Jika itu tidak berhasil, tanyakan kepada dokter tentang opsi resep. (asp)