Bahaya Pakai Minyak Jelantah, Picu Kanker hingga Alzheimer

Ilustrasi memasak atau menggoreng.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Minyak menjadi salah satu bahan masakan yang biasa digunakan masyarakat, baik untuk menumis hingga menggoreng. Berasal dari permunian bagian tumbuhan dan hewan dan tumbuhan, minyak goreng umum berasal dari kelapa sawit, kedelai, bunga canola, dan minyak zaitun.

Soal minyak goreng ini, banyak fakta dan mitos yang berkembang di masyarakat. Misalnya minyak jika digunakan lebih dari dua kali (jelantah) akan mengalami perubahan warna dan bisa mengurai zat karsinogen penyebab kanker. Selain itu, ada fakta dan mitos lain yang berkembang di masyarakat.

Berikut ini fakta dan mitos yang akan dibahas Spesialis Gizi Klinis, dr.Verawati Sp.GK.  Dia mengatakan, terlalu banyak makanan yang digoreng bisa meningkatkan obesitas, di mana obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit kanker. Selain itu, minyak berhubungan dengan penyakit-penyakit karena mengandung radikal bebas jika penggunaannya tidak sesuai.

"Contohnya minyak digunakan dengan suhu yang lebih tinggi maka radikal bebas yang terbentuk lebih banyak, dan radikal bebas berhubungan dengan penyakit-penyakit seperti kardiovaskular, alzheimer," kata dia dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Jumat 15 Februari 2019.

Dia menjelaskan bahwa setiap proses pemanasan minyak harus sesuai komposisi atau suhu yang dianjurkan. Ketika menggunakan minyak dengan suhu yang tidak sesuai, komposisi minyak terutama free fatty acid akan meningkat menjadi radikal bebas, di mana pembentukan radikal bebas berhubungan dengan penyakit seperti kanker, sehingga penggunaan minyak berkali-kali tidak dianjurkan untuk kesehatan karena bisa meningkatkan risiko kanker.

Dia manambahkan, jika penggunaan minyak berulang dan berlebihan yang meningkatkan pembentukan radikal bebas akan membuat gangguan sirkulasi neuron di otak. Biasanya kondisi tersebut memudahkan orang menjadi alzheimer di usia lebih muda.

Sementara soal lemak jahat dalam minyak goreng, Verawati mengatakan, sebenarnya lemak yang termasuk lemak jahat  adalah lemak jenuh dan lemak transgenik. Kedua lemak tersebut ternyata tidak terkandung dalam minyak goreng seperti yang kita gunakan sehari-hari.

Mengenai kolesterol jahat muncul saat minyak dipanaskan, menurut dia, hanya mitos. Sebab kandungan kolesterol diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari hewani.

"Tapi dari jurnal terakhir disebutkan beberapa minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan mengandung sedikit dari kolesterol. Proses pemanasan tidak akan mengubah kandungan kolesterol dari minyak-minyak tersebut, tapi dari proses pemanasan minyak tersebut akan berubah menghasilkan radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan," tuturnya.(nsa)