92 Persen Gigi Orang Indonesia Rusak
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
VIVA – Sebuah riset Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menemukan fakta yang cukup serius terkait kesehatan gigi dan mulut warga Indonesia. Salah satu hasilnya menyebutkan bahwa 92 persen warga Indonesia mengalami kerusakan gigi.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar PDGI, Dr, drg. RM Sri Hananto Seno, SpBM(K) MM mengatakan di sela acara Rakernas XII PDGI dan Seminar Ilmiah Nasional Kedokteran Gigi.
"Hasil dari wawancara dan riset langsung nyatanya 92 persen penduduk Indonesia mengalami kerusakan gigi," ujarnya dalam Rakernas ke-XII PDGI dan Seminar Ilmiah Nasional Kedokteran Gigi di Hotel Patra Semarang, Jumat, 25 Januari 2019.
Hananto menjelaskan, riset tersebut dilakukan selama kurun waktu 2018 oleh sekitar 2.562 dokter gigi di Indonesia. Dari hasil wawancara diketahui 57,6 persen masyarakat Indonesia sakit gigi dan hanya 10,2 persen yang diobati ke dokter gigi. Hasil lain menunjukkan jika kesehatan gigi dan mulut di Indonesia juga memburuk dibanding 5 tahun yang lalu.
"Indikasinya dulu kerusakan gigi pada setiap orang hanya antara 4 sampai 5 gigi saja, namun kini rata-rata 7 sampai 8 gigi rusak per orang, " tutur dokter gigi kepresidenan itu.
Menurutnya, banyak faktor yang memengaruhi buruknya kondisi itu. Salah satunya munculnya dokter gigi ilegal. Ia menyebut saat ini banyak fenomena dokter gigi yang hanya bermodalkan media sosial YouTube, namun mengikuti seminar. Tujuannya tak lain agar mendapatkan sertifikat seminar serta buka praktik.
"Dokter gigi ilegal itu ratusan ribu jumlahnya," katanya.
Faktor lainnya, Hananto menambahkan pemerataan penempatan dokter gigi yang kini masih menjadi masalah. Dari total 30 ribu dokter gigi yang praktik, jumlahnya masih tidak merata terutama di daerah-daerah terpencil.
"Kesadaran masyarakat untuk berobat ke dokter gigi juga dianggap masih kurang sehingga perlu edukasi," katanya.
Karena itu, PDGI terus melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh. Salah satunya membahas evaluasi kerja, pembahasan serta solusinya dalam Rakernas yang diikuti oleh 1.360 dokter gigi dari berbagai daerah itu.
"Mungkin kerja kita, kerja pemerintah kurang. Maka kita minta dokter gigi bakti sosial memperbaiki dan edukasi ke masyarakat," jelas dia.