Keyhole Surgey, Penanganan Baru Kanker Usus Besar
- Pixabay/sasint
VIVA – Kanker usus besar adalah kanker ketiga yang paling sering terjadi di dunia, dengan hampir 1,4 juta kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Di Indonesia, insiden penyakit ini mencapai 12,8 per 100 ribu usia dewasa dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kasus kanker.
"Pada stadium awal, kanker kolorektal bisa disembuhkan," ujar dr. Eko Priatno, Sp.B(K)BD dikutip dari siaran pers Bethsaida Hospital, Rabu 9 Januari 2019.
Kebanyakan orang baru mengetahui diagnosis saat muncul gejala. Namun, kanker kolorektal stadium awal sering tidak menimbulkan gejala, sehingga kebanyakan pasien baru mendapatkan diagnosis saat telah mencapai stadium lanjut.
"Diagnosa yang cepat dan penatalaksanaan (terapi) yang tepat sangat dibutuhkan. Dengan deteksi klinis pada pola buang air besar, pemeriksaan kolonoskopi untuk melihat massa pada mukosa kolon, kemudian dilakukan biopsi untuk memastikan kanker atau bukan," lanjutnya.
Jika kanker ditemukan pada stadium dini, maka bisa diangkat dengan teknik operasi invasif minimal yang disebut keyhole surgery. Disebut keyhole karena lubangnya hanya sebesar lubang kunci. Dengan terobosan baru ini, tidak dilakukan operasi terbuka dengan menyayat perut seperti pada operasi konvensional, tetapi hanya dibuat 3-4 lubang dengan diameter 5-10 mm.
Dari lubang kecil itulah dimasukkan kamera untuk ‘mengintip’ isi perut, serta alat untuk memotong kanker. Karena tidak ada luka sayatan besar, nyeri yang ditimbulkan teknik keyhole pun minimal.
“Setelah operasi, bisa cepat kembali beraktivitas. Masa penyembuhan lebih cepat, luka bekas operasi hampir tidak terlihat,” papar dr. Eko.
Lama rawat di rumah sakit jauh lebih singkat, hanya 5-6 hari dibandingkan dengan metode konvensional yang mencapai 10-14 hari. Pasca operasi, umumnya dengan teknik keyhole tidak membutuhkan perawatan di ICU, dan jarang membutuhkan transfusi darah karena luka sayatan kecil sekali. (ldp)