Pasca Tsunami Anyer, 3 Penyakit Ini Rentan Mengintai

Evakuasi Jenazah Korban Tsunami Selat Sunda
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Hasil Rapid Health Assessment (RHA) bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada bencana tsunami di Banten menunjukkan sejumlah penyakit potensial KLB. Penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) itu tiga di antaranya Diare, penyakit serupa influenza (ILI), dan suspek demam tifoid.

KLB merupakan tahapan sebelum penyakit tersebut dinyatakan menjadi wabah. Untuk itu, Kemenkes melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melakukan edukasi kesehatan kepada korban tsunami.

Saat ini tim promosi kesehatan tengah mempersiapkan segalanya mulai dari tim dan logistik yang akan dibawa, rencananya besok mereka akan bergerak ke lokasi terdampak di Pandeglang. Tim promosi kesehatan akan bergerak di titik-titik pengungsian, dimulai dari pengungsian terbesar di Kecamatan Angsana, Pandeglang.

Rencananya edukasi kesehatan akan dilakukan di 11 titik pengungsian, yakni Cimanggu, Cigadung, Sumur, Caringin, Jiput, Cigeulis, Munjul, Carita (Desa Gombong), Labuan, Cigorondong, termasuk Angsana.

Edukasi kesehatan ditujukan kepada para korban tsunami, khusunya ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, orang dewasa, dan Lansia. Nantinya mereka akan diberikan pemahaman tidak hanya tentang Diare, ILI, dan suspek demam tifoid, tapi pemahaman mendasar tentang bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Kapan pun dan dimanapun dalam situasi apapun, PHBS harus tetap disadari dan dilakukan. Tsunami memang mengubah kondisi lingkungan, misalnya sanitasi menjadi rusak, tapi PHBS harus tetap diusahakan,” kata Nila, dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Jumat 28 Desember 2018.

Pada pelaksanaannya, edukasi kesehatan akan dilakukan dengan berkoordinasi bersama petugas kesehatan setempat, relawan, dan pihak lain yang fokus pada upaya pencegahan masalah kesehatan pasca tsunami. (ldp)