Mengapa Kita Merasa Gatal? Apakah Menggaruk Ada Faedahnya?

Rasa gatal yang tidak bisa Anda garuk. - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Jika terkait dengan ilmu rasa gatal, kita baru `menggaruk` kulit dari misteri kedokteran ini. Bagaimanapun, bidang ini mengungkapkan hasil yang mengejutkan terkait dengan otak manusia.

Ini sejumlah fakta yang akan membuat kita terganggu:

1. Kita menggaruk rata-rata sebanyak 97 kali dalam satu hari


Silahkan, Anda mengetahui apa yang harus dilakukan. - Getty Images

Sejumlah kajian mengisyaratkan kita mengalami 100 rasa gatal setiap hari.

Saat ini Anda kemungkinan merasakan satu atau dua buah di antaranya. Silakan menggaruk, tidak ada orang yang menyaksikan.

2. Rasa gatal karena binatang dan tanaman dipicu toksin di kulit


Ubur-ubur yang sudah pasti akan merusak saat Anda berenang. - Getty Images

Toksin mulai mengeluarkan histamin, bagian dari respon kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan serat syaraf mengirimkan isyarat gatal ke otak Anda.

3. Rasa gatal memiliki jaringan syarafnya tersendiri


Tolong berhenti! - Getty Images

Sebelumnya kita berpikir bahwa rasa gatal dan sakit berbagi jalur yang sama, baru pada tahun 1997 tercatat temuan terobosan yang mengungkapkan rasa gatal memiliki serat syaraf tersendiri.

4. Tetapi isyarat gatal bergerak lebih lambat


Gatal bukan hanya dirasakan manusia. - Getty Images

Semua serat syaraf memiliki kecepatan yang berbeda-beda:

Isyarat sentuhan berkecepatan 321 km per jam.

"Sakit yang segera dirasakan" (yang Anda alami saat secara tidak sengaja menyentuh kompor panas) berkecepatan 128 km per jam.

Rasa gatal bergerak dengan kecepatan 2 mph atau 3 km per jam, lebih lambat dari pada kecepatan orang berjalan.

5. Rasa gatal menular, sama dengan menguap


- Getty Images

Para ilmuwan membuktikan hal ini dengan memperlihatkan rekaman video tikus yang menonton tikus lain sedang menggaruk.

Kelompok pertama segera mulai menggaruk.

6. Garukan menular melibatkan bagian kecil otak bernama nukleus suprachiasmatic


Bagaimana cara kerja nukleus suprachiasmatic? - Getty Images

Saat ini, ahli syaraf masih belum mengetahui bagaimana bagian otak ini terlibat dalam melihat dan menyebarkan tindakan menggaruk.

7. Menggaruk adalah cara terbaik bagi tubuh untuk menghadapi `penjajah` penyebab rasa gatal


Rasa gatal yang tidak mau hilang. - Getty Images

Hal ini membantu mengusir serangga pengganggu atau tanaman beracun.

Garukan juga membuat pelebaran pembuluh darah, membuat sel darah putih dan plasma mengalir untuk mengusir toksin pengganggu.

Inilah yang menyebabkan kulit menjadi merah dan bernoda.

8. Menggaruk terasa nikmat karena melepaskan serotonin di otak


Salah satu hal yang perlu dilakukan. - Getty Images

Serotonin adalah transmiter syaraf yang para ilmuwan pandang membangkitkan kebahagiaan.

Semakin banyak serotonin mengalir di tubuh, Anda semakin lebih bahagia. Tidaklah mengherankan jika kadang-kadang sulit bagi kita untuk berhenti menggaruk.

9. Tempat terbaik untuk digaruk adalah pergelangan kaki ...


Ah, enaknya! - Getty Images

...menurut sebuah kajian yang dimuat di British Journal of Dermatology pada tahun 2012.

Hasil penelitian menunjukkan rasa gatal paling dirasakan di pergelangan kaki, tetapi ini adalah juga tempat dimana kenikmatan menggaruk paling dirasakan dan paling lama terjadi.

Jujur saja, apakah Anda baru saja menggaruk pergelangan kaki untuk memastikannya?

10. Semakin Anda menggaruk, semakin gatal


Anda harus mengetahui kapan untuk berhenti. - Getty Images

Waspadai siklus gatal-garuk!

Menggaruk kulit membebaskan histamin tambahan, mengirimkan semakin banyak isyarat gatal ke otak.

Jika Anda terlalu banyak melakukannya, kulit akan pecah, berisiko mengalami infeksi dan menyebabkan kudis.

11. Siklus gatal-garuk adalah masalah yang dihadapi penyakit kulit seperti psoriasis d an eksim


Sejumlah penyakit kulit semakin buruk karena garukan terus-menerus. - Getty Images

Antihistamin sering kali diberikan untuk mencoba mengurangi pengaruh histamin dan mengatasi rasa gatal.

12. Rasa gatal kronis sama melelahkannya dengan rasa sakit kronis


Rasa gatal terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan. - Getty Images

Peneliti kedokteran menemukan orang yang menderita rasa gatal tanpa henti mengalami tingkat ketidaknyamanan dan depresi yang sama dengan pasien penyakit kronis.

Menurut kajian yang diterbitkan Archives of Dermatology, orang yang menderita karena rasa gatal selama berminggu-minggu atau bahkan tahunan mengalami masalah seserius penderita sakit kronis.

Bahkan, penulis penelitian mengatakan rasa gatal kronis adalah "sama dengan rasa sakit yang dialami kulit".

Dan bukan hanya itu - rasa gatal yang terus ada seharusnya tidak diacuhkan - rasa gatal kronis dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti masalah kelenjar hati dan lymphoma.