Kontrasepsi IUD Bisa Lengket di Rahim? Ini Faktanya

Ilustrasi KB Spiral
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Pengetahuan wanita Indonesia mengenai IUD sebagai salah satu pilihan metode kontrasepsi yang efektif untuk merencanakan keluarga terbilang cukup tinggi, yaitu sekitar 79,2 persen. Namun, tingginya pengetahuan tersebut tidak diimbangi dengan tingginya angka pengguna IUD di Indonesia.

Terbukti, hanya sekitar 5 persen wanita di Indonesia yang menggunakan IUD untuk metode perencanaan keluarga. Mitos dan miskonsepsi yang salah terhadap alat kontrasepsi menjadi penyebab utama masih banyak wanita yang ragu-ragu menggunakan IUD. 

"IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki tingkat efektivitas tinggi sebanyak 99 persen. Tidak hanya itu, menggunakan IUD dapat membuat wanita merasa lebih nyaman dan aman. Sebab, kontrasepsi tersebut memiliki rentang waktu pemakaian yang lama, mulai dari 3,5 tahun bahkan hingga 10 tahun. IUD juga bisa digunakan oleh Ibu menyusui dan tidak mengganggu kesuburan," ungkapnya.

Lantas, apa saja mitos dan fakta tentang IUD yang beredar? Simak penjelasan dr. Tirsa Verani, Sp.OG dikutip dari siaran pers Kontrasepsi Andalan, Selasa 30 Oktober 2018.

1. Pemasangan IUD itu sakit

Menurutnya, soal sakit itu relatif. Tapi sebenarnya hal ini lebih ke soal kenyamanan saja. Jadi pilihlah dokter/bidan yang Anda nyaman berkomunikasi dengannya.

Perlu diketahui, kalau IUD memiliki  ukuran kecil, hanya sekitar 3cm. Waktu pemasangannya juga sangat singkat, asalkan Anda tidak tegang dan takut. Anda harus berada dalam posisi rileks sehingga otot-otot vagina & rahim tidak menjadi kaku.

"Sebaiknya pemasangan IUD dilakukan selama masa haid atau setelah masa nifas, karena pada saat ini otot-otot rahim cenderung lebih lunak dan kondisi rahim sedikit lebih terbuka," ucapnya.

2. IUD bisa berpindah tempat

Ini sudah jelas mitos. IUD memang bisa sedikit bergeser atau miring dari posisinya semula di dalam rahim, tetapi pergeserannya sangat sedikit. Hal ini bisa terjadi karena tekanan otot rahim, dan ini normal.

"Kuncinya adalah rajin berkonsultasi dengan dokter dan bidan Andalan Anda minimal 6 bulan atau 1 tahun sekali."

3. IUD memengaruhi siklus haid

Mitos ini ada benarnya, tetapi tidak berbahaya. Yang terjadi hanyalah reaksi pada awal pemasangan, di mana tubuh Anda sedang menyesuaikan, jadi bisa terjadi perubahan siklus haid. 

"Jangan khawatir, ini hal yang wajar. Karena normalnya tubuh manusia akan mencari keseimbangan baru jika ada stimulan. Jangan lupa kontrol berkala dengan bidan/dokter," kata dia.

4. IUD bikin hubungan suami istri tidak nyaman

Ketidaknyamanan hubungan suami istri dan IUD memang ada hubungannya, tapi sangat bisa dicegah. Hal ini lebih dikarenakan oleh ukuran benang IUD yang terlalu panjang atau pendek.

"Benang ini bisa diatur panjangnya oleh dokter atau bidan, jadi jangan ragu untuk membicarakannya dengan dokter atau bidan. Jika terlalu panjang, benang bisa dipotong, kok," jelasnya.

5. IUD bisa mengganggu produksi ASI? 

IUD Andalan tidak mengandung hormon, sehingga tidak akan mengganggu produksi ASI. IUD yang mengandung hormon progesteron saja juga tidak akan mengganggu produksi ASI. 

6. IUD bisa berkarat atau lengket di dalam rahim 

Selama digunakan masih dalam batas perlindungannya dan tidak lewat dari waktu yang ditentukan, maka IUD tidak akan berkarat dan tidak akan lengket di rahim.