Cegah Gizi Buruk di Pengungsian, Menkes Bangun Dapur Bayi dan Anak

Pengungsi berisitirahat di tenda pengungsian di Lapangan Vatulemo, Palu, Sulteng.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di beberapa wilayah Sulawesi Tengah mengakibatkan masyarakat setempat mengonsumsi makanan apa adanya, termasuk anak-anak. Akibatnya, anak-anak tersebut akan mudah terserang penyakit

Sangat disayangkan bila anak-anak itu mengonsumsi makanan yang tanpa diperhatikan gizinya. Maka, untuk mencegah hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Gizi Masyarakat membangun Dapur Gizi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA).

Dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Dalam jangka 2 minggu ke depan, sebanyak 6 dapur gizi yang didirikan di pos pengungsian dengan jumlah pengungsi terbanyak di Kota Palu. Ke depannya, dapur gizi itu dapat dibangun di seluruh pos pengungsian dan dapat diadopsi oleh tenaga kesehatan dari Dinkes provinsi maupun kabupaten. 

Pasca bencana ini, yang dikhawatirkan soal gizi anak-anak adalah pada asupan gizinya. Jika makanan yang dikonsumsi anak-anak adalah sembarang makanan, akibatnya anak menjadi mudah sakit dan menjadi beban orangtua.

Karena itu, keberadaan dapur gizi penting untuk menjaga gizi anak-anak. Kegiatan yang dilakukan di dapur gizi itu berupa memasak masakan untuk anak-anak dengan mengacu pada nasi, hewani, sayuran, dan buah-buahan. Yang memasak nantinya adalah ibu-ibu. 

Sambil menyiapkan masakan untuk anak-anaknya, para ibu itu diajarkan oleh tim gizi Kemenkes bagaimana caranya memasak makanan untuk anak-anak. Untuk pasokan bahan makanan akan dipenuhi oleh NGO (non goverment organization). Orangtua juga dalam hal ini ikut memberikan bantuan terkait peralatan yang nantinya akan digunakan.