Gaya Berkirim Pesan Bisa Tentukan Kualitas Hubungan

ilustrasi wanita dan gadget.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Berkat teknologi, berkomunikasi dengan pasangan kini bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik. Mulai dari merencanakan akhir pekan, beradu argumen mengenai suatu hal, hingga memutuskan hubungan bisa dilakukan melalui pesan singkat saja.

Tapi, apakah kebiasaan terus menerus mengirim pesan kepada pasangan hal yang buruk atau baik? Sebuah studi baru-baru ini memberikan kesimpulannya.

Dilansir dari laman Times of India, sejumlah peneliti di Brigham Young University meneliti 276 orang dewasa muda dan menanyakan mereka beberapa pertanyaan berkaitan dengan bagaimana berkirim pesan singkat memengaruhi hubungan mereka. Menariknya, tidak ada satu partisipan pun yang sedang menjalani hubungan pacaran biasa.

Sebanyak 16 persen sudah menikah, 46 persen bertunangan, dan 38 persen dalam hubungan yang serius.

Dari studi tersebut ditemukan sekitar 82 persen partisipan mengirim pesan singkat kepada pasangannya beberapa kali sehari dan sebagian besar pasangan membicarakan mengenai 'menjaga hubungan' atau sejenis percakapan yang membantu menyelesaikan masalah dalam hubungan mereka.

Studi itu kemudian menyimpulkan bahwa pasangan wanita yang meminta maaf, menyelesaikan masalah atau membuat keputusan lewat pesan singkat berada dalam hubungan yang kualitasnya lebih rendah (artinya semuanya tidak dalam keadaan baik).

Sementara para pria merasa tidak masalah mendapat pesan dari pasangan mereka berkali-kali, tapi jika sebaliknya bisa menjadi pertanda sesuatu sedang tidak baik. Menurut hasil studi, pria yang sering mengirim pesan memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah dalam hubungan.

"Mungkin ketika mereka (pria) keluar dari hubungan, mereka mengirim pesan lebih sering karena itu bentuk yang lebih aman dari komunikasi," ujar Lori Schade, salah satu peneliti.

Studi ini mengindikasikan bahwa terlalu banyak mengirim pesan bukanlah kebiasaan yang sehat. Menurut salah satu peneliti, reaksi terhadap kekecewaan dan cobaan kenyataan muncul lebih cepat ketika saling berhadapan. Ada jarak yang sempit dalam mengirim pesan dan Anda tidak bisa melihat sisi yang lebih luas dari orang yang harus Anda lihat.

Studi ini juga mengindikasikan bahwa mengirim pesan, ketika dilakukan dengan cara yang tepat, bisa digunakan untuk menguatkan hubungan. Mengirimkan pesan yang penuh kasih berkaitan dengan kepuasan hubungan dibandingkan dengan menerima pesan.