Menguak Bahaya Game Bernuansa Kekerasan

Salah satu gamer perempuan bermain fighthing game Street Fighter.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lazuardhi Utama

VIVA – Selama beberapa dekade, kaitan antara video game bernuansa kekerasan dan perilaku kekerasan selalu menjadi perdebatan. Sekarang, penelitian baru menunjukkan korelasi kecil tetapi "dapat diandalkan" antara video game kekerasan dan perilaku agresif pada remaja dan pra remaja.

Laporan yang diterbitkan dalam Proceedings of National Academy of Sciences, mengungkap hasil penelitian yang dilakukan antara 2010 dan 2017 tentang hubungan ini.

“Penelitian kami bertujuan untuk memberikan tanggapan paling mutakhir dan menarik terhadap kritik-kritik kunci mengenai topik ini,” kata penulis utama Jay Hull, seorang psikolog sosial dan dekan ilmu sosial di Dartmouth College dilansir laman New York Post.

Berdasarkan temuannya, peneliti mengklaim bahwa bermain video game kekerasan dikaitkan dengan peningkatan berikutnya dalam agresi fisik.  Hull dan timnya menemukan bahwa permainan tersebut memengaruhi 0,08 persen peserta.

Meski ia mengatakan itu bukan angka yang besar, Hull menegaskan bahwa hasil tersebut dapat diandalkan. Selain itu, etnisitas juga dapat memainkan peranan yang lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya oleh para ilmuwan. Meta-analisis menemukan bahwa peserta kulit putih sangat dipengaruhi, sementara permainan tampaknya memiliki sedikit dampak pada Hispanik.

Penulis lainnya, Dr James D. Sargent, profesor onkologi pediatrik di Dartmouth berpendapat bahwa mereka yang skeptis terhadap pengaruh game kekerasan mendasarkan interpretasi mereka pada studi yang salah.

"Saya berharap temuan kami mendorong (mereka) untuk mengevaluasi kembali posisi mereka," tulisnya.