128 Orang di Lombok Terinfeksi Malaria
- Pixabay
VIVA – Penderitaan warga Lombok belum berhenti. Usai guncangan gempa yang melanda, kini wabah penyakit mulai menyerang. Dua bulan sesudah gempa terjadi, para pengungsi kini harus dihadapkan dengan bahaya malaria yang mematikan.
Gempa bumi bermagnitudo 6 SR mengguncang Lombok dan menimbulkan kerugian hingga Rp5 triliun. Para warga kini masih berada di pengungsian untuk terus memantau perkembangan gempa.
Dengan berkumpulnya warga di tempat pengungsian, membuat penyakit malaria mudah menyerang, bahkan mewabah. Dilansir dari laman Express, total sebanyak 128 warga terinfeksi penyakit tersebut, yang disebarkan melalui nyamuk malaria.
Penularan terjadi saat nyamuk yang mengandung parasit Plasmodium menggigit tubuh manusia dan menginfeksinya. Jenis parasit plasmodium falciparum merupakan jenis yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kematian akibat malaria di seluruh dunia.
Adapun wanita dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penularan infeksi pada saat bencana alam terjadi. Meski begitu, pemerintah melalui Kemenkes RI, sudah menangani penyakit malaria yang mengintai melalui penyebaran kelambu berinsektisida.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan NTB telah mendistribusikan kelambu kepada warga terdampak gempa di Lombok sebanyak 2.600 kelambu dengan rincian 2.400 dari Kemenkes, dan 200 dari Dinkes NTB.
Selanjutnya, sedang diupayakan untuk menambah jumlah kelambu. Dengan didistribusikannya kelambu ke wilayah gempa, diharapkan tidak ada lagi kasus malaria menyerang warga terdampak gempa bumi di Lombok. (ase)