Kini Obat Kanker Limfoma Masuk Jaminan BPJS

Ilustrasi obat.
Sumber :
  • pixabay/tlspamg

VIVA – Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1.000 orang setiap hari di dunia, didiagnosis menderita limfoma. Di Indonesia sendiri, dari data Globocan 2018, sebanyak 35.490 orang didiagnosis limfoma dalam lima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal dunia.

Tingginya angka kematian akibat penyakit ini diakui oleh Dr. Ronald. A. Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM, FINASIM lantaran lambatnya deteksi dini sehingga penanganannya pun terlambat. Selain itu, masalah yang dihadapi oleh pasien limfoma adalah mahalnya harga obat-obatan.

"Obat-obatan limfoma masih dirasakan cukup mahal, dan tidak semua masuk dalam jaminan BPJS," kata pendiri CISC Indonesia, Aryanthi Baramuli Putri di Hotel Ibis Menteng Jakarta Pusat, Sabtu 15 September 2018.

Namun kini, pasien penderita Limfoma, bisa sedikit bernapas lega sebab salah satu pemasar obat kanker telah memproduksi obat hasil pengembangan bendamustin, yakni Fonkomustin.

Diakui oleh Presiden Direktur PT Ferron Par Pharmaceuticals, Krestijanto Pandji, menerangkan bahwa awalnya produksi ini tidak dijual di Indonesia melainkan di Eropa. Namun sejak tahun lalu, 2017 pihaknya bekerja sama dengan para peneliti Indonesia memproduksi obat ini untuk penderita limfoma.

"Karena diproduksi di Indonesia, otomatis harga obat lebih terjangkau karena tidak kita impor dari Eropa. Obat ini juga available di BPJS bisa digunakan non-hodgkin dan ini sudah ada di RS Dharmais Jakarta," jelas dia.