Deretan Penyakit Ini Rentan Intai Pengungsi di Lombok
- REUTERS/Paulo Whitaker
VIVA – Penyebaran penyakit pasca gempa di Lombok, menjadi sangat rentan karena bebagai hal. Hal yang menjadi kekhawatiran pasca gempa adalah timbulnya penyakit yang bersumber dari lingkungan, seperti malaria dan diare.
Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan NTB telah mendistribusikan kelambu kepada warga terdampak gempa di Lombok sebanyak 2.600 kelambu dengan rincian 2.400 dari Kemenkes, dan 200 dari Dinkes NTB.
Dilansir dari rilis Kemenkes yang diterima VIVA, Jumat, 14 September 2018 , sedang diupayakan untuk menambah jumlah kelambu lagi. Selain itu, Kemenkes juga telah memastikan persediaan obat tetap aman, fasilitas kesehatan yang menunjang walaupun berada di tenda-tenda, dan mendistribusikan kelambu.
Dari sisi kesehatan keluarga, terutama terkait kesehatan reproduksi, Kemenkes telah melakukan beberapa pencegahan, yakni mencegah dan menangani kekerasan seksual, mencegah penularan HIV, mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian maternal-neonatal, dan melanjutkan pelayanan KB.
Terkait pencegahan dan penangangan kekerasan seksual, misalnya, telah dilakukan Pelacakan dan tindak lanjut laporan dugaan kasus kekerasan seksual atas pengungsi remaja putri di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (bersama Lembaga Perlindungan Anak KLU).
Dilakukan pula workshop penanganan kasus kekerasan berbasis gender pada situasi bencana kepada relawan lokal di NTB, serta pemasangan stiker pemisahan toilet laki-laki dan perempuan.
Dengan pencegahan ini, diharapkan, kesehatan warga terdampak gempa bisa terjaga. Sehingga, mereka bisa lebih fokus pada pembenahan infrastruktur, dan tempat tinggal mereka.