Suhu Udara Lebih Dingin di Indonesia, Waspada Terserang Batuk

Ilustrasi wanita batuk
Sumber :
  • Viva.co.id/Lutfi

VIVA – Saat ini, Indonesia sedang memasuki musim panas atau musim kemarau. Meski demikian, suhu musim kemarau tahun ini lebih dingin daripada musim hujan. Hah, kok bisa? Hal tersebut dikarenakan terdapat tekanan udara yang relatif tinggi, sehingga selisih tekanan udara antara Asia dan Australia mengakibatkan massa udara di Australia bergerak menuju Indonesia.

Oleh sebab itu, tidak heran suhu rata-rata di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Pulau Jawa, akan berubah-ubah menyesuaikan situasi musim di Benua Australia. Menurut Muhamad Iid Mujtahidin, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperkirakan suhu wilayah di Jawa Barat bisa mencapai rata-rata 17-18 derajat celcius.
 
Bahkan, suhu di Bandung dan sekitarnya bisa mencapai 16 derajat celcius. “Suhunya dingin ini puncaknya akan terjadi di bulan Juli, Agustus, dan September,” ujar Iid. BMKG pun memprediksi bahwa kecepatan angin berada di kisaran 36-45 kilometer per jam.
 
Menghindari serangan batuk dan pilek

Di tengah-tengah cuaca ekstrem seperti ini, kita harus selalu menjaga kondisi badan. Pasalnya, udara dingin dan kering bisa mengiritasi saluran pernapasan, terutama bagi orang yang memiliki asma dan bronkitis. Apalagi jika Anda sudah mengalami infeksi pernapasan, maka terus-terusan terpapar suhu dingin dapat membuat Anda rentan terserang batuk, mengi, dan sesak napas.

Lalu, bagaimana caranya agar tetap sehat saat cuaca ekstrem melanda?

BACA SELENGKAPNYA