Tanpa Disadari, Ini Pemicu Susu UHT Terkontaminasi Bakteri
- http://www.vestyles.com/
VIVA – Sebuah surat edaran diduga dikeluarkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Dalam surat itu, disebutkan bahwa dalam satu merek susu yang diproses dengan suhu tinggi (ultra-high temperature processing/UHT) telah ditemukan kontaminasi bakteri Streptococcus sp, Staphylococcus sp, dan Campylobacter. Hal ini tentu meresahkan masyarakat yang terbiasa mengonsumsi susu merek tersebut.
Sumber penularan bakteri dapat melalui makanan, termasuk susu, telur dan es krim. Masuknya bakteri ke dalam makanan dapat terjadi karena penanganan yang kurang higienis, pengolahan makanan oleh personel yang sedang sakit, atau susu yang tidak dipasteurisasi.
Pada susu yang sudah dipasteurisasi, bakteri akan mati oleh suhu panas hasil pengolahannya. Namun, susu mungkin saja terkontaminasi setelah dipasteurisasi karena banyaknya bakteri yang hidup di dalam lemari pendingin.
Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam kemasan susu yang rusak atau terbuka. Untuk itu, pastikan menjaga kemasan susu agar tidak rusak supaya tidak terkontaminasi oleh bakteri yang tersebar di lemari pendingin.
Jika kemasan susu tidak rusak, pastikan tidak menempatkan susu di tempat terbuka seperti gelas dalam waktu lama. Itu bisa menyebabkan kontaminasi bakteri terjadi tanpa disadari.
Adapun cara untuk menjaga susu tetap segar, Dairy Council of California merekomendasikan suhu lemari pendingin sebesar 38 hingga 40 derajat Fahrenheit. Pastikan juga menempatkan susu di rak bagian dalam lemari pendingin, karena bagian pintu akan sering terbuka dan memengaruhi suhu di dalam kemasan susu.
Tak hanya itu, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Research and Review, susu yang berkualitas baik berasal dari peternakan yang juga baik. Bahkan, implementasi peternakan yang bersih seperti tempat dan pemerah susu yang higienis, sangat memengaruhi kualitas dari susu.
Sebab, kandungan mikroorganisme atau bakteri tersebut yang masuk ke dalam susu dan dikonsumsi oleh manusia, dapat memicu berbagai penyakit. Data dari FDA (US Food and Drugs Administration), bakteri tersebut bisa memicu sakit infeksi tenggorokan.
Biasanya ditandai dengan tenggorokan sakit dan berwarna merah, sakit saat menelan, demam tinggi, dan sakit kepala. Gejala penyakit ini timbul biasanya hadir dalam waktu 1 hingga 3 hari setelah infeksi.