Hubungan Sering Putus-Nyambung, Waspada Depresi

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA – Hubungan yang putus-nyambung, sering dialami mereka yang tengah menjalani hubungan asmara. Masa penjajakan ini, seringkali pula membuat banyak orang merasa putus asa. Namun, banyak pula yang menganggap, dengan adanya kejadian putus-nyambung dalam hubungan, proses ini justru membuat suatu hubungan lebih kuat.

Namun, menurut penelitian terbaru, sering putus-nyambung dengan kekasih dapat memiliki efek buruk pada kesehatan mental seseorang. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di University of Missouri di Columbia, yang melibatkan lebih dari 500 orang yang saat ini berpasangan, 60 persen orang dewasa telah mengalami hubungan putus-nyambung.

Dibandingkan dengan kemitraan yang lebih stabil, hubungan putus-nyambung terkait dengan tingkat penyalahgunaan yang lebih tinggi, tingkat komitmen yang lebih rendah dan komunikasi yang lebih buruk. Jenis hubungan ini dikaitkan dengan tekanan psikologis yang lebih besar, seperti depresi dan kecemasan.

"Hubungan yang sedang berlangsung biasanya terjadi ketika setengah pasangan itu kurang berkomitmen daripada yang lain," jelas penasihat percintaan James Preece dilansir laman Independent.

Dia mengatakan bahwa orang yang lebih serius tentang hubungan biasanya mentolerir ketidakstabilan pasangan mereka karena mereka tidak ingin mengambil risiko kehilangan mereka.

"Pemecahan itu bisa disebabkan oleh perdebatan terus-menerus atau perselingkuhan, tetapi kedua belah pihak masih tertarik satu sama lain," lanjutnya.

Salah satu masalah utama dengan pola ini adalah kurangnya kepastian yang dipupuknya. Ini, yang dapat memperburuk ketidakamanan di dalam dan di luar hubungan.

“Itu menuntun seseorang untuk bertanya pada diri sendiri dan bertanya-tanya mengapa mereka tidak cukup baik untuk mempertahankan minat pasangannya."

Hal itu lanjutnya, dapat menyebabkan peningkatan kecemburuan, yang dapat membuat orang merasa cemas. Semakin lama itu berlangsung maka semakin buruk yang mereka rasakan. Hal ini bisa berujung pada depresi.