Main Gawai Bikin Perkembangan Mental Anak Turun

Remaja bermain gawai atau gadget (Foto Ilustrasi)
Sumber :
  • REUTERS

VIVA – Menurut para peneliti, media sosial bisa memengaruhi kematangan emosional seorang anak. Neuroscientist Baroness Susan Greenfield mengatakan, media sosial bisa membuat anak-anak memiliki perilaku layaknya anak usia tiga tahun.

Ketika mereka tumbuh terbiasa dengan stimulasi konstan dari 'likes' di Instagram, Twitter, YouTube yang tersedia 24 jam sehari, Susan mengatakan, anak-anak butuh sesuatu setiap saat untuk mengalihkan mereka sehingga mereka tidak bisa memiliki cerita di dalam dirinya sendiri.

Hal ini akan membuat anak-anak tidak mampu bergulat dengan pikiran mereka sendiri dan akhirnya, diri mereka sendiri.

Peneliti senior dari Oxford University itu juga menyebutkan, sebuah studi yang dilakukan oleh para psikolog di Universitas Virginia dan Harvard menemukan bahwa siswa-siswa lebih memilih memberikan diri mereka sengatan listrik mini dibandingkan ditinggalkan sendiri tanpa adanya aktivitas pengalihan.

Meski banyak yang berargumen bahwa screen time tidak berpengaruh pada krisis kesehatan mental di kalangan remaja, tapi pengaruh buruk yang dilaporkan mengenai screen time pada anak muda terus mendapatkan pengawasan yang ketat.

Pendiri gerakan detoks digital Time To Log Off dan penulis 'Stop Staring at Screens', Tanya Goodin, mengatakan bahwa dia setuju dengan klaim kerusakan dari gawai ini.

"Dunia digital dibuat seperti taman bermain anak-anak, warna-warna primer yang cerah, biasanya merah, untuk menarik mata; buzz, lencana, dan spanduk untuk mendapatkan perhatian kita saat kita offline, ajaib jika kita tidak berprilaku seperti anak tiga tahun saat online," tuturnya seperti dikutip laman Metro, Selasa 7 Agustus 2018.

Tanya menambahkan, dunia digital diisi dengan dorongan sehingga anak-anak harus menyibukkan atau menghibur dirinya dengan memberikan hiburan 24 jam 7 hari tanpa henti.

Tanya berpendapat, kegiatan seperti membaca, berkebun, dan berolahraga bisa menjadi alternatif yang lebih baik dari bermain gawai. Dia mengatakan, aktivitas semacam itu bisa menstimulasi imajinasi anak.