Teh Daun Pandan Wangi Dapat Obati Diabetes Mellitus

Ilusrasi duan pandan
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA –  Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang menjadi pembunuh utama terbesar ketiga di Indonesia. Persentase jumlah penderita diabetes mellitus terus meningkat dari tahun ke tahun.

Diabetes mellitus merupakan penyakit dengan gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin. Penyakit ini dapat disebabkan karena gaya hidup dan pola makan yang tidak tepat.

Hal yang paling mengerikan dari penyakit ini adalah dapat menurunkan fungsi penglihatan mata, meningkatkan risiko gangguan ginjal, jantung, paru-paru, saraf, dapat menyebabkan stroke, luka sulit sembuh bahkan dapat membusuk.

Sebagai upaya pengobatan diabetes mellitus, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian tentang potensi teh pandan wangi. Mereka adalah Ika Jenri Ramadayanti, Adyesta Prema Oktadilian, dan Agustin Nazillatun Nikmah dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan  didampingi oleh dosen pendamping Arif Darmawan, S.Pt, M.Si. Penelitian ini masuk ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM PE) tahun 2018.

“Selama ini, pengobatan penyakit diabetes mellitus banyak menggunakan obat dari bahan kimia yang tak jarang menyebabkan dampak pada organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, kami mencoba meneliti teh daun pandan wangi untuk alternatif penyembuhan diabetes mellitus ini,” ujar Ika dalam keterangan tertulis pada VIVA, Kamis, 19 Juli 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan tanaman daun pandan wangi dengan dibuat menjadi teh sebagai obat herbal sebagai obat diabetes mellitus. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif di dalam daun pandan wangi sebagai alternatif obat dalam penurunan glukosa.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu kadar glukosa darah hewan uji (tikus) sebelum diberi perlakuan teh pandan wangi berada di atas kisaran normal, setelah mengkonsumsi teh pandan wangi dalam rentang waktu 3-4 minggu, kadar glukosa darah tikus mengalami penurunan dan berada pada kisaran normal.

“Yang membedakan teh ini dengan teh lainnya, yaitu aroma pandannya yang sangat kuat, namun dari segi rasa sama seperti teh pada umumnya. Ketersediaan bahan bakunya juga melimpah, karena umumnya masyarakat banyak yang menanam tanaman ini,” ujar Ika.

Kandungan senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun pandan wangi, menjadi indikasi dalam pengobatan diabetes mellitus, yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, dan polifenol. Khususnya senyawa alkaloid dan flavonoid yang sangat berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah yang terlalu meningkat (hiperglikemia), mencegah komplikasi diabetes mellitus dan mampu membersihkan radikal bebas yang berlebih dalam tubuh.

“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi terobosan baru dalam dunia kesehatan, dan menjadi solusi dari penyakit diabetes mellitus bagi masyarakat Indonesia khususnya, atau bahkan dunia nantinya. Selain itu, saya harap temuan ini mampu menekan jumlah penderita dan kematian yang disebabkan penyakit ini dan masyarakat menjadi tahu khasiat dari pandan wangi dan tertarik pada produk herbal teh pandan wangi ini,” ujar Ika.