Stunting Bisa Jadi Penyebab Penghasilan Rendah

Ilustrasi anak-anak
Sumber :
  • pixabay/stockpict

VIVA – Perawakan pendek atau kerdil merupakan bagian dari stunting, masalah gizi terbesar di Indonesia hingga saat ini. Tak sekadar pendek, stunting juga menjadi akar dari berbagai kesehatan bahkan hingga masalah kecerdasan.

Menurut Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik dari FKUI/RSCM Dr. dr. Damayanti R. Syarif, SpA(K), masalah stunting bisa meningkatkan mortalitas hingga empat kali. Selain itu, stunting juga membuat IQ menurun hingga 11 poin.

"Setelah dewasa, penghasilan anak yang stunting bisa berkurang hingga 22 persen. Mereka tidak bisa menjadi pilot karena tingginya tidak mencukupi, di pabrik pun membutuhkan tinggi tersendiri karena pengoperasian alat harus tingginya sesuai," ujar Damayanti dalam acara Forum Ngobras di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu 18 April 2018.

Dengan demikian, banyak anak stunting yang pada usia dewasanya bisa kehilangan penghasilan. Sementara untuk negara, stunting bisa menurunkan GDP hingga 16 persen.

Harapan Indonesia membangun generasi berprestasi tentu tidak akan tercapai bila kondisi ini tidak diperbaiki. Sayangnya, sebagian besar wilayah di Indonesia masih memiliki angka stunting tinggi.

DKI Jakarta saja, angka stunting mendekati 30 persen. Padahal angka stunting yang baik adalah di bawah 20 persen. Wilayah-wilayah dengan angka stunting terburuk adalah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Barat.

"Indonesia menempati urutan nomor lima penyumbang stunting terbesar di Indonesia, angkanya 36 persen," ujar Damayanti.