Jumlah Penderita Hipertensi Menurun Selama Arus Mudik
- VIVA/Rintan Puspitasari
VIVA – Mudik tahun 2018 kali ini bisa dikatakan tak menemui banyak rintangan. Angka kecelakaan juga diklaim mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Meningkatnya kesadaran masyarakat turut ambil andil atas hal itu.
Menyediakan 3.910 pos pelayanan kesehatan untuk arus mudik dan arus balik selama libur Lebaran tahun 2018, Menteri Kesehatan RI, Nila F.Moeloek yang ditemui usai menghadiri acara Halal Bihalal di lingkungan Kementerian Kesehatan, Jakarta, mengatakan mudik tahun ini berjalan baik berkat bantuan banyak pihak, termasuk Kepolisian, Jasa Marga dan Kementerian Perhubungan.
"Untuk mudik kali ini karena betul-betul terkoordinasi dengan baik, mereka menjaga sekali agar tidak terjadi kemacetan, Kementerian Perhubungan, Jasa Marga. Untuk persiapan mudik sudah cukup baik," kata Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek, Kamis, 21 Juni 2018.
Selama arus mudik dan arus balik, Kemenkes sendiri menyediakan posko-posko untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, puskesmas dan fasilitas kesehatan yang siaga selama 24 jam, tidak hanya di Pulau Jawa tapi di seluruh Indonesia.
Terlepas turunnya angka kejadian kecelakaan selama arus mudik dan balik, Kemenkes juga mencatat bahwa adanya penurunan jumlah penderita hipertensi selama arus mudik. Menkes mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan pemudik tahun ini mempersiapkan diri lebih baik.
"Angka sementara hipertensi lebih rendah, pemudik sudah mempersiapkan dirinya, sudah bawa obat, tidak stres dalam perjalanan sehingga insidensinya lebih rendah,” ucapnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan, Bambang Wibowo yang ditemui dalam kesempatan yang sama. Menurutnya, persiapan masyarakat tahun ini jauh lebih baik, dan kesadaran tinggi masyarakat ini dengan mempersiapkan obat-obat mereka, didukung jalanan yang tidak macet sehingga tidak menyebabkan stres, yang kemudian akhirnya membantu menurunkan jumlah penderita hipertensi selama arus mudik dan balik.
Namun sebaliknya, terjadi kenaikan pada penderita ISPA, terutama pada anak-anak. Tingginya jumlah pemudik dengan kendaraan bermotor, dan anak-anak yang turut naik sepeda motor bersama orangtua, ditambah cuaca panas, turut menyumbang tingginya jumlah penderita ISPA dibanding tahun sebelumnya.
"Terutama terlihat ISPA, mungkin daya tahannya turun dan mudah terkena infeksi. ISPA tinggi karena anak-anak," kata Menkes.
Sementara Bambang sendiri menambahkan secara umum, rata-rata kejadian ISPA di masyarakat juga cukup tinggi.
"Gambaran dari angka ISPA secara umum tinggi rata-rata kejadian sehari-hari. Bukan karena mudik tapi gambaran secara umum angka kesakitan ISPA di masyarakat tinggi," ujarnya.