Rutin Yoga Bikin Sperma Makin 'Lincah'
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA – Manfaat dari aktivitas yoga selama ini memang telah banyak diketahui dan dirasakan. Beberapa di antaranya ialah untuk menjaga daya tahan tubuh, membuat pikiran lebih tenang, dan tentunya mengurangi stres.
Bahkan, sebuah penelitian yang dilakukan oleh All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) menyatakan, rutinitas yoga setiap hari secara signifikan meningkatkan kualitas sperma.
Mengutip situs Zeenews, Senin, 18 Juni 2018, penelitian yang diterbitkan di jurnal medis internasional, Nature Review Urology menyebutkan, penyebab utama fungsi sperma yang rusak adalah kerusakan DNA.
"Kualitas komponen genetik dalam sperma sangat penting untuk kelahiran anak yang sehat," kata Rima Dada, Profesor-in-charge dari Laboratorium Molekuler Reproduksi dan Genetika, Departemen Anatomi di AIIMS.
Menurut dia, kerusakan DNA sperma adalah penyebab umum penyebab infertilitas idiopatik, aborsi spontan rekuren idiopatik, dan malformasi kongenital. Kerusakan DNA sperma juga menyebabkan peningkatan kemungkinan mutasi germline denovo dan akumulasi basa mutagenik.
"Hal ini menyebabkan anak-anak mengalami peningkatan risiko kelainan genetik dan epigenetik dan dengan demikian mempengaruhi lintasan kesehatan anak-anak," tuturnya.
Penyebab utama kerusakan DNA adalah stres oksidatif, suatu kondisi di mana ketidakseimbangan antara tingkat radikal bebas dan kapasitas anti-oksigen dalam tubuh.
Dari semua sel di dalam tubuh, sel germinal laki-laki adalah yang paling rentan terhadap stres oksidatif. Stres oksidatif dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal seperti pencemaran lingkungan, paparan insektisida dan pestisida, radiasi elektromagnetik, infeksi, merokok, konsumsi alkohol, obesitas dan makanan cepat saji yang terkuras habis.
Semua faktor ini, kata Rima, dapat dicegah dan modifikasi sederhana dalam gaya hidup kita dapat secara positif meningkatkan kualitas DNA yang pada gilirannya dapat mengurangi insiden infertilitas pria.
"Melakukan yoga secara teratur mengurangi stres oksidatif, mengurangi kerusakan DNA dan membantu dalam pemeliharaan panjang telomer," ujarnya menjelaskan.
Penelitian ini dilakukan pada 200 pria yang berlatih yoga selama 6 bulan.
"Kami mengamati penurunan yang signifikan dalam tekanan oksidatif seminalis (dalam 21 hari) dan peningkatan kualitas DNA (6 bulan). Ada penurunan peradangan dan normalisasi dalam tingkat transkrip sperma dan pemeliharaan panjang telomer. Ada pengurangan keparahan skor depresi, stres dan kecemasan."
Hal ini bisa dijelaskan oleh peningkatan kadar bahan kimia tertentu yang meningkatkan neuroplastisitas. Ia menambahkan, yoga mengurangi tingkat penuaan dengan mengurangi tingkat radikal bebas, mengurangi kerusakan DNA dan mempertahankan panjang telomer dengan mengurangi stres oksidatif dan meningkatkan aktivitas telomerase. (mus)