Studi: Musik di Restoran Ternyata Bisa Picu Makan Berlebih

Ilustrasi makan.
Sumber :
  • Pixabay/ rawpixel

VIVA – Pernahkah Anda merasa sangat ingin makan, saat berada di sebuah restoran, padahal saat itu Anda merasa sudah cukup kenyang? Jika iya, mungkin Anda harus memperhatikan musik yang sedang diputar di restoran saat itu. 

Karena, sebuah penelitian menyebutkan bahwa volume musik yang diputar di restoran ternyata memengaruhi mood Anda untuk makan.

Penemuan itu merupakan salah satu bagian dari penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Springer. Dalama penelitian tersebut diungkapkan bahwa volume musik yang dimainkan di restoran ternyata memiliki efek sistemik pada jenis makanan yang akan dipesan.

Bahkan, preferensi saat memilih makanan yang tidak sehat atau pilihan yang lebih sehat dapat secara langsung dipengaruhi oleh atmosfer restoran tempat Anda makan.

Dilansir laman Independent, selain memengaruhi mood dan keputusan untuk makan, volume musik juga memengaruhi pilihan makanan konsumen karena memiliki dampak langsung pada detak jantung dan gairah.

Dengan demikian, musik yang lebih lembut memiliki efek yang menenangkan dan membuat seorang lebih memperhatikan apa yang dipesan. 

Sementara itu, lingkungan dengan musik yang lebih keras meningkatkan stimulasi dan stres, menginspirasi pengunjung untuk meraih pilihan yang tidak sehat.

“Restoran dan supermarket dapat menggunakan musik ambient secara strategis untuk memengaruhi perilaku pembelian konsumen,” kata penulis studi, Dipayan Biswas dari University of South Florida.

Atmosfer ritel menjadi alat strategis yang semakin penting untuk toko dan restoran, kata penelitian tersebut. Musik ambient dan kebisingan latar belakang adalah elemen atmosfer yang sangat penting mengingat musik ini banyak diputar di ritel. 

Sebagai bagian dari penelitiannya, Biswas melakukan eksperimen di sebuah kafe di Stockholm di mana berbagai genre musik dimainkan secara terpisah pada 55Db dan 70Db.

Item pada menu kemudian dibagi menjadi tiga kategori: sehat, tidak sehat, dan netral. Mereka kemudian menganalisis perilaku pelanggan selama beberapa jam pada beberapa hari, data mengungkapkan bahwa 20 persen lebih banyak orang memesan sesuatu yang tidak sehat ketika terpapar musik yang lebih keras daripada mereka yang makan malam selama waktu yang lebih tenang.