Bahaya Tak Ganti Pembalut Secara Rutin saat Haid

Ilustrasi pembalut
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lutfi

VIVA – Hal yang seringkali terabaikan para remaja saat mengalami menstruasi adalah masalah higienitas atau kebersihan. Masalah ini juga diperparah dengan buruknya sanitasi sekolah yang tidak memiliki ketersediaan air bersih serta toilet khusus bagi anak perempuan.

Padahal, ada risiko besar yang membahayakan kehidupan remaja hingga dewasa jika tidak melaksanakan manajemen kebersihan menstruasi yang baik. Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Dr. Eni Gustina, MPH menjelaskan bahwa setiap bulan, perempuan terus dipersiapkan untuk terjadi pembuahan.

Dalam rahim perempuan ada endometrium yang kalau tidak terjadi pembuahan akan gugur dan darah keluar jadi menstruasi. Artinya, mulut rahim dalam keadaan terbuka.

"Sel darah ini isinya adalah protein dan sangat disukai oleh kuman, kalau mens tidak bersih, tidak ada air bersih, kalau buang air kecil tidak dicuci akan terjadi infeksi," ujar Eni di Jakarta, belum lama ini.

Infeksi ini, dalam jangka pendek akan menyebabkan sakit kencing. Kemudian infeksi bisa masuk menjadi endometritis, yakni rahim lapisan dalam menjadi lengket.

Dalam jangka panjang, apalagi hingga dewasa, jika terjadi perlengketan di rahim terus-menerus akan mengalami kesulitan hamil. Bahkan, bisa memicu karsinoma hingga kanker serviks.

"Ini juga bisa berdampak pada kematian. Kalau ibu tidak sehat, anak juga lahir tidak sehat. Kalau terjadi perlengketan, otomatis anak dalam rahim akan makan sedikit sehingga bayi lahir berat badan rendah," ujar Eni.

Karena itu, dia menyarankan agar selalu mengganti pembalut setiap maksimal 6 jam sekali. Hal ini juga penting dilakukan meski sudah memasuki hari terakhir, di mana biasanya darah haid sudah berkurang, karena setetes saja darah sudah bisa memancing kuman.