Kenali Cedera Saat Olahraga Agar Ditangani dengan Tepat

Pemain Manchester United, Ashley Young, mengalami cedera.
Sumber :
  • Reuters / Carl Recine

VIVA – Cedera olahraga dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pria dan wanita, bahkan atlet profesional. Beberapa jenis olahraga juga dapat memicu cedera tangan dan bahu, seperti sepak bola, futsal, dan voli.

Peradangan otot maupun sendi akibat salah posisi, otot yang robek atau dislokasi otot dan sendi, merupakan beberapa jenis cedera yang umum terjadi saat berolahraga. Penanganan cedera akibat olahraga yang tepat dan cepat, sangat penting untuk meminimalkan risiko jangka panjang.

"Perlu dilakukan berbagai diagnosa, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi medis modern, seperti CT Scan atau MRI. Penegakan diagnosis perlu dilakukan untuk mengetahui lokasi serta identifikasi cedera dengan lebih akurat sebagai tahapan awal menentukan langkah selanjutnya," ujar spesialis bedah ortopedi RS Pondok Indah, dr. Iman Widya Aminata SpOT., dalam temu media RS Pondok Indah, Jakarta, Senin, 21 Mei 2018.

Cedera bahu dapat terjadi, baik pada tulang maupun otot, namun struktur tulang yang lebih keras menyebabkan cedera paling sering terjadi di sana daripada otot. Untuk cedera bahu ringan, dapat diatasi dengan melakukan peregangan.

"Cedera akibat peradangan otot dapat diatasi dengan istirahat, penggunaan kompres es untuk meredakan nyeri, pemberian analgesik, serta terapi untuk pemulihan bahu. Jika sangat serius, tindakan bedah seperti arthroscopy merupakan salah satu penanganan minimal invasive, dengan hanya membuat sayatan kecil untuk memasukan kamera dan alat yang akan menangani persendian," katanya menjelaskan.

Adapun masa pemulihan pasca operasi membutuhkan waktu hingga lima bulan meliputi masa proteksi, fase mobility untuk mengembalikan fleksibilitas bahu, fase meningkatkan kekuatan bahu, dan terakhir adalah fase kembali melakukan olahraga seperti semula.

"Dimulai dari latihan untuk non-contact sport, baru dilanjut dengan latihan untuk contact sport," kata dia.