Langkah Kemenkes Cegah Malaria Pada Daerah Endemis
- Pixabay/Nuzree
VIVA – Malaria telah lama menjadi endemi di Indonesia, terutama di beberapa daerah seperti Indonesia Timur. Menurut data Kemenkes, di Indonesia ada 417.819 kasus positif malaria pada tahun 2012, dan menurun hampir setengahnya pada tahun 2017 menjadi 261,271 kasus.
Meski demikian, Kemenkes tetap waspada dan fokus pada penyebaran penyakit ini. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zonotik Kementerian Kesehatan, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc mengatakan angka penurunan tersebut dapat terjadi karena upaya yang dilakukan pada daerah-daerah endemis.
Daerah tertinggi terdapat penularan malaria atau daerah yang selalu ditemukan kasus malaria tertinggi yakni NTT, Papua, dan Kalimantan.
"Karenanya dilakukan gerakan eliminasi malaria, yakni suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu wilayah geografis tertentu. Dan bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada vektor malaria di wilayah tersebut," ucapnya saat ditemui VIVA dalam acara briefing hari malaria sedunia di Jakarta, Senin, 23 April 2018.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa Kemenkes juga telah melakukan strategi pencegahan pada wilayah yang terkena malaria seperti pembagian, dan pemakaian kelambu gratis, pada tempat-tempat yang sudah suspect.
Lalu dilakukan juga penyemprotan dinding, membersihkan wilayah kemungkinan bersarangnya nyamuk dan melakukan checking serta edukasi secara berkala. Sehingga ketika terdapat masyarakat yang mengalami gejala malaria akan langsung dialihkan ke dinas kesehatan terdekat.
"Strategi tersebut terus kami terapkan hingga wilayah yang terkena paling tinggi penyakit malaria berkurang, dan bagi wilayah yang rendah akan penyakit malaria dapat menghilang. Namun tetap dilakukan pengecekan berkala, untuk mencegah terjadinya pengulangan penyakit malaria kembali," ucapnya. (ase)