Penyakit Ini Rentan Intai Pekerja Perempuan
- REUTERS/Navesh Chitrakar
VIVA – Belakangan ini, jumlah pekerja wanita cukup meningkat, data dari Badan Pusat Statistik di tahun 2017, menyebut dari populasi penduduk Indonesia yakni 262 juta, ada 114 juta orang pekerja.
Dari 114 juta pekerja itu, sebesar 38,25 persen atau sebesar 46,3 juta adalah pekerja wanita. Mulai banyaknya pekerja wanita, membuat Kementerian Kesehatan meminta kepada para pekerja untuk tetap memperhatikan kesehatan.
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, drg. Kartini Rustandi, M.Kes menyebut wanita memperhatikan kesehatan kerja.
Wanita bekerja memiliki peran ganda, tak hanya bekerja mereka juga memerhatikan urusan domestik dalam keluarganya seperti memastikan kesehatan dan keperluan rumah tangga. Belum lagi ancaman penyakit serius yang rentan diderita wanita, salah satunya anemia.
"Masalah kesehatan pekerja wanita adalah anemia terutama ketika dia tengah menstruasi darah yang keluar banyak. Salah satu penyebabnya adalah karena makan makanan yang kurang bergizi," ungkap dia dalam acara temu media dalam rangka peringatan Hari Kartini di Gedung Kementerian Kesehatan Jakarta, Jumat 20 April 2018.
Dia menyebut, sebesar 93 persen masyarakat Indonesia memang kurang makan sayur dan buah. Dia menyebut memang, pemenuhan gizi seseorang itu bergantung pada diri seseorang.
Tidak hanya anemia, masalah kesehatan lainnya yang sering dialami oleh pekerja wanita. Beberapa penyakit tidak menular seperti Obesitas ini tidak lain karena gaya hidup tidak seimbang dan kurangnya gerak.
"Kita ini sulit untuk gerak para pekerja, apalagi sekarang sudah ada ojek online kita mau diantar sampai di depan kantor. Belum lagi kalau sudah di depan meja kerja mengetik pasti ada saja camilan di dekat meja kerja dan akhirnya dimakan," terang dia.
Bukan hanya itu saja, para pekerja perempuan juga rentan mengalami kelelahan, karena beban pekerjaan. Padahal kata dia, tubuh juga butuh untuk beristirahat.
"Perempuan sering lembur karena pekerjaan yang harus diselesaikan. Padahal tubuh ada warningnya, cobalah untuk memahami tubuh," jelas dia.