Waspadai Ciri Penyakit Jantung Bawaan pada Anak
- Pixabay
VIVA – Penyakit jantung selama ini mungkin terdengar banyak terjadi pada orang-orang dewasa, terutama mereka yang berusia lanjut. Namun, penyakit berbahaya ini ternyata juga kerap kali dialami oleh anak yang baru lahir, atau dikenal dengan penyakit jantung bawaan.
Penyakit ini sendiri, disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari faktor genetik, hingga gaya hidup sang ibu pada saat hamil. Meski demikian, masih banyak dari masyarakat yang tak mengenali gejalanya.
Lalu gejala apa saja yang mungkin muncul pada bayi yang mengalami penyakit jantung bawaan?
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah, Oktavia Lilyasari, SpJP(K), FIHA menjelaskan, bahwa secara umum gejala penyakit jantung bawaan pada bayi bisa dibagi ke dalam dua bagian, yakni penyakit jantung bawaan tidak biru (PJB non sianosis) dan penyakit jantung bawaan biru (PJB sianosis).
Untuk PJB biru, Oktavia menjelaskan bahwa tanda kebiruan biasanya terjadi di sekitar bibir, lidah, muka secara keseluruhan, atau pun ujung-ujung kuku yang mengalami benjolan dan berwarna biru.
"Pada anak biru, kadang sering terjadi anak kejang, itu terjadi karena aliran darah ke paru berkurang menyebabkan nafas cepat menimbulkan kejang, hingga penurunan kesadaran," ungkap Oktavia pada saat Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 20 April 2018..
Untuk anak yang sedikit lebih besar, dan sudah bisa berjalan, gejala lain yang mungkin bisa terlihat ialah ketika anak tersebut suka tiba-tiba jongkok setelah habis berjalan. Menurutnya itu merupakan salah satu gejala PJB biru.
Sedangkan untuk PJB yang tidak biru, gejalanya seringkali sulit didiagnosis karena mirip dengan gejala penyakit lain. Seperti misalnya saja berat badan yang susah naik, sering mengalami batuk panas, nafas yang tidak teratur, dan cepat, hingga jika bernafas kelihatan rongga tulangnya.
"Kadang juga mengalami feeding difficulties, atau gangguan pada saat menyusui, biasanya saat menyusui sering putus-puus, atau eering keselek pada saat menyusui," kata dia.
Karenanya, ketika muncul salah satu gejala seperti demikian, Oktavia menyarankan untuk segera membawanya ke tenaga kesehatan terkait. Dengan demikian, pertolongan yang diberikan bisa lebih cepat dan tepat.